JAKARTA - Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat peran akademik sebagai pilar penting dalam pembangunan daerah dengan menyelenggarakan kegiatan akademik yang berlangsung di Aula Rektorat kampus tersebut, pada Sabtu 10 MEI 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai elemen civitas akademika, dosen, mahasiswa, serta sejumlah pemangku kepentingan dari lingkungan Pemerintah Provinsi Aceh dan mitra institusi lainnya.
Acara tersebut menjadi momentum penting dalam mempererat sinergi antara institusi pendidikan tinggi dengan pemerintah dan masyarakat dalam mendorong pertumbuhan intelektual, sosial, serta ekonomi di Aceh. Unmuha memanfaatkan forum ini untuk menegaskan posisinya sebagai universitas yang tidak hanya fokus pada pengembangan akademik, tetapi juga aktif berkontribusi dalam menyelesaikan persoalan-persoalan nyata yang dihadapi masyarakat.
Forum Akademik sebagai Ajang Diskusi Kritis dan Solutif
Kegiatan yang berlangsung sejak pagi ini menghadirkan sejumlah narasumber dari lingkungan akademik dan praktisi, membahas berbagai isu aktual yang tengah dihadapi Aceh, mulai dari pengembangan sumber daya manusia, transformasi pendidikan, penguatan ekonomi lokal, hingga isu-isu kebudayaan dan sosial kemasyarakatan.
Dalam sambutannya, salah satu pimpinan universitas menyampaikan pentingnya menjadikan kampus sebagai ruang terbuka yang memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan Aceh. Ia menekankan bahwa lembaga pendidikan harus mampu menjadi penggerak perubahan dan menjawab tantangan zaman, termasuk dalam konteks pembangunan daerah yang berkelanjutan.
“Melalui kegiatan ini, kita ingin menegaskan bahwa perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam menyusun dan mengimplementasikan kebijakan berbasis riset serta pemikiran kritis. Unmuha hadir bukan hanya untuk menghasilkan lulusan, tetapi juga untuk mencetak agen perubahan yang berpihak pada kepentingan publik,” tegasnya.
Kolaborasi antara Akademisi dan Pemerintah
Kegiatan ini turut diramaikan oleh kehadiran sejumlah pejabat dari lingkungan Pemerintah Aceh dan lembaga mitra lainnya. Mereka menyambut baik forum ini sebagai langkah konstruktif untuk membangun jembatan komunikasi antara dunia akademik dan sektor pemerintahan, yang selama ini dinilai masih belum optimal.
Salah satu pejabat yang hadir menyampaikan apresiasinya atas inisiatif yang dilakukan Unmuha. Menurutnya, sinergi antara pemerintah dan universitas adalah keniscayaan jika ingin mendorong pembangunan yang berbasis data, kajian, dan pendekatan ilmiah.
“Pemerintah daerah membutuhkan masukan akademis yang kuat agar setiap kebijakan yang diambil memiliki landasan yang jelas. Kami mengapresiasi inisiatif Unmuha yang terus aktif membangun ruang dialog seperti ini,” katanya dalam sesi diskusi panel.
Mahasiswa Jadi Penggerak Perubahan
Tidak hanya terbatas pada dosen dan pemangku kepentingan, para mahasiswa Unmuha juga terlibat aktif dalam berbagai sesi dialog, presentasi hasil riset, serta diskusi kelompok. Mereka memanfaatkan forum ini untuk menyuarakan gagasan dan inovasi mereka dalam menghadapi tantangan sosial dan ekonomi di daerah masing-masing.
Salah satu mahasiswa peserta acara menyampaikan bahwa forum seperti ini memberikan ruang aktualisasi yang penting bagi mahasiswa. Ia menilai kegiatan ini mampu memantik semangat intelektual sekaligus memperluas wawasan terkait peran mereka dalam masyarakat.
“Kami sebagai mahasiswa ingin menjadi bagian dari solusi, bukan hanya penonton. Forum ini memberi kami kesempatan untuk menyampaikan pandangan dan turut serta dalam proses pembangunan daerah,” ungkapnya.
Dorong Inovasi dan Hilirisasi Riset
Salah satu fokus penting dalam kegiatan ini adalah dorongan terhadap hilirisasi riset dari kampus ke masyarakat. Dalam sejumlah sesi panel, dibahas bagaimana hasil-hasil penelitian mahasiswa dan dosen bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi produk atau kebijakan nyata yang bermanfaat langsung bagi masyarakat.
Pihak universitas juga menekankan pentingnya pendanaan riset yang berkelanjutan serta perlunya penguatan kolaborasi dengan sektor swasta agar hasil-hasil penelitian tidak berhenti di atas kertas, melainkan bisa diimplementasikan.
“Kita mendorong agar penelitian tidak hanya berakhir sebagai laporan tugas akhir atau jurnal, tapi juga bisa menjelma menjadi produk, model pemberdayaan, atau kebijakan lokal yang berdampak nyata,” tegas salah satu dekan fakultas di Unmuha.
Wujudkan Kampus Humanis dan Inklusif
Selain membahas aspek keilmuan dan riset, kegiatan ini juga menekankan pentingnya menciptakan lingkungan kampus yang inklusif, aman, dan nyaman bagi semua pihak. Dalam sesi khusus, dibahas bagaimana kampus harus menjadi tempat yang mendorong toleransi, kebebasan berpikir, serta pengembangan karakter.
Pimpinan Unmuha menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya menjadikan kampus sebagai rumah bersama bagi semua civitas akademika tanpa diskriminasi. Ia juga menekankan pentingnya penguatan nilai-nilai keislaman yang moderat dalam setiap proses pendidikan.
“Kami percaya bahwa kampus yang kuat bukan hanya ditopang oleh kurikulum dan sarana, tetapi juga oleh budaya akademik yang sehat dan terbuka. Unmuha akan terus berkomitmen menciptakan iklim pendidikan yang humanis dan membangun,” katanya.
Kampus Sebagai Pilar Peradaban Aceh
Kegiatan yang berlangsung di Aula Rektorat Unmuha ini menjadi bukti nyata bahwa universitas bukan hanya pusat ilmu, tetapi juga pilar peradaban yang memainkan peran penting dalam membentuk arah pembangunan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Aceh.
Dengan antusiasme tinggi dari seluruh peserta, baik dari kalangan mahasiswa, dosen, hingga tamu undangan, acara ini ditutup dengan harapan besar bahwa kegiatan serupa dapat digelar secara rutin, dan mampu menjadi penghubung antara dunia akademik dengan realitas kehidupan masyarakat di luar kampus.
“Semoga kegiatan ini bisa menjadi tradisi akademik yang terus tumbuh dan memberikan manfaat nyata, bukan hanya bagi Unmuha, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Aceh,” demikian penutupan dari salah satu panitia pelaksana.