Rupiah

Rupiah Berpotensi Menguat Didukung Arus Masuk Investor Asing

Rupiah Berpotensi Menguat Didukung Arus Masuk Investor Asing
Rupiah Berpotensi Menguat Didukung Arus Masuk Investor Asing

JAKARTA - Nilai tukar rupiah berpotensi menguat di tengah arus masuk modal asing ke pasar saham domestik. 

Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menyebutkan bahwa investor asing mencatatkan beli bersih sebesar 27,31 juta dolar AS pada Selasa. Langkah ini memberikan sentimen positif bagi rupiah, yang pada pembukaan perdagangan Rabu tetap stagnan di Rp16.625 per dolar AS, sama dengan penutupan sebelumnya.

Josua menambahkan, arus modal asing yang terus masuk menunjukkan kepercayaan investor terhadap stabilitas pasar Indonesia. Kondisi ini bisa mendorong penguatan nilai tukar, terutama di tengah ekspektasi pelonggaran moneter global.

Pergerakan Yield Surat Berharga Negara

Di sisi lain, yield Surat Berharga Negara (SBN) Rupiah bergerak beragam pada hari Selasa (2/12). Yield SBN acuan 5 tahun tercatat 5,76 persen (-6 basis points/bps), 10 tahun 6,30 persen (+2 bps), 15 tahun 6,47 persen (+1 bps), dan 20 tahun 6,56 persen (0 bps).

Volume perdagangan obligasi pemerintah juga meningkat signifikan, mencapai Rp33,80 triliun, naik jauh dibandingkan volume perdagangan hari sebelumnya yang sebesar Rp17,12 triliun.

Meskipun kepemilikan investor asing menurun Rp590 miliar menjadi Rp872 triliun per 1 Desember 2025, atau 13,35 persen dari total outstanding, sentimen positif tetap datang dari pasar saham yang mencatat arus masuk modal asing.

Lelang Surat Utang Negara Melesat

Kementerian Keuangan berhasil meraup Rp25 triliun dari lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (2/12), melampaui target indikatif Rp23 triliun. Total penawaran masuk tercatat Rp69,64 triliun, menunjukkan tingginya minat investor terhadap instrumen surat utang pemerintah.

Peningkatan ini menjadi faktor pendukung stabilitas rupiah, seiring dengan likuiditas yang masuk ke pasar domestik. Arus masuk modal ke SUN maupun pasar saham memperkuat posisi rupiah terhadap dolar AS.

Menurut Josua, arus masuk ini menjadi salah satu indikator bahwa investor global tetap memperhatikan pasar Indonesia meski menghadapi ketidakpastian global.

Sentimen Global dan Arah Kebijakan The Fed

Dari sisi global, belum ada rilis data ekonomi utama AS menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan depan. Periode blackout The Fed membuat investor menahan pernyataan resmi terkait arah kebijakan moneter.
Namun, pasar tetap mengantisipasi adanya penurunan suku bunga acuan. 

Probabilitas penurunan suku bunga pada Desember 2025 mencapai sekitar 89 persen, menurut Josua. Ekspektasi ini mendorong arus masuk modal asing ke pasar domestik dan menjadi faktor pendukung rupiah.

Investor cenderung menempatkan modalnya di pasar emerging seperti Indonesia, karena ekspektasi yield yang relatif stabil dan prospek pertumbuhan ekonomi yang baik. Kondisi ini sekaligus menekan potensi pelemahan rupiah di tengah volatilitas global.

Proyeksi Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Berdasarkan kondisi pasar domestik dan global, rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp16.575–Rp16.675 per dolar AS pada perdagangan Rabu. Arus masuk modal asing dan stabilitas pasar obligasi menjadi faktor kunci untuk menjaga nilai tukar.

Pergerakan rupiah yang relatif stabil juga mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia menjelang akhir tahun. Lonjakan arus modal asing, meski bersifat sementara, memberikan dorongan tambahan bagi rupiah untuk bertahan di level saat ini.

Sementara itu, pelaku pasar tetap disarankan untuk memantau sentimen global, terutama terkait keputusan The Fed dan data ekonomi AS yang akan datang. Fluktuasi rupiah bisa terjadi jika terjadi perubahan ekspektasi suku bunga global atau gejolak pasar internasional.

Rupiah Tetap Menarik bagi Investor

Secara keseluruhan, rupiah menunjukkan potensi penguatan seiring masuknya modal asing ke pasar saham dan obligasi domestik. Yield SBN yang stabil dan lelang SUN yang sukses menjadi faktor pendukung, meski kepemilikan asing sedikit menurun.

Ekspektasi pelonggaran suku bunga di AS memperkuat prospek rupiah, sekaligus mendorong aliran modal ke pasar Indonesia. Investor diimbau tetap memantau sentimen global, tetapi kondisi domestik memberikan dasar yang cukup kuat untuk nilai tukar yang stabil.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index