JAKARTA - Kebangkitan Kenan Yildiz di musim 2025/2026 menghadirkan dimensi baru bagi Juventus.
Bukan lagi sekadar talenta muda yang dinilai menjanjikan, Yildiz kini berkembang menjadi fondasi utama di lini serang dan sosok yang memikul ekspektasi besar dalam proyek jangka panjang klub.
Juventus tengah melalui proses rekonstruksi identitas, dan kehadiran pemain berusia 20 tahun tersebut menjadi elemen penting dalam upaya membentuk gaya bermain yang lebih modern.
Dengan kontribusi lima gol dan satu assist di berbagai kompetisi—belum termasuk torehan impresifnya di Piala Dunia Antarklub berupa tiga gol dan dua assist—nama Yildiz terus mendominasi pembicaraan.
Seiring meningkatnya performa, gelombang perbandingan pun tak dapat dihindari. Mulanya ia dikaitkan dengan Alessandro Del Piero, legenda yang nomor punggungnya ia gunakan. Kini, label baru yang lebih besar mulai disematkan: disandingkan dengan Cristiano Ronaldo, ikon global yang pernah menjadi wajah Juventus.
Performa Yildiz Mengubah Cara Juventus Memandang Proyek Jangka Panjang
Musim ini menjadi penanda bahwa Yildiz tidak hanya berkembang dari sisi teknis, tetapi juga dari mentalitas. Ketika mayoritas pemain muda masih mencari ritme permainan, ia justru menunjukkan kematangan dalam membaca situasi dan memilih momen tepat untuk menusuk atau mengeksekusi peluang.
Efektivitasnya di sepertiga akhir lapangan menjadi sorotan utama. Juventus, yang selama beberapa tahun terakhir mencoba mencari identitas baru, kini memiliki pemain yang dapat menjadi pusat permainan sekaligus simbol gaya menyerang yang ingin dibangun.
Panggung besar yang ia dapat, seperti partisipasinya di Piala Dunia Antarklub, turut memperkuat citra Yildiz sebagai pemain muda dengan mentalitas besar. Torehan tiga gol dan dua assist dalam kompetisi tersebut menegaskan bahwa ia mampu tampil dominan ketika sorotan tertuju kepadanya.
Tak heran bila perbandingan antara dirinya dan para legenda Juventus perlahan berkembang ke arah yang lebih luas, termasuk dengan salah satu pemain terbesar dalam sejarah sepak bola modern.
Giaccherini Menyandingkan Yildiz dengan Cristiano Ronaldo
Eks Juventus, Emanuele Giaccherini, menjadi salah satu sosok yang mengangkat perbandingan itu ke level baru. Menurutnya, Yildiz menunjukkan transformasi signifikan musim ini, terutama dalam gaya bermain yang kini jauh lebih efisien.
Ia menilai bahwa perubahan itu mencerminkan evolusi karakter seorang penyerang modern yang tidak hanya mengandalkan aksi individu, tetapi mengutamakan hasil akhir. Momen paling mencolok dari perkembangan itu tampak dalam dua gol Yildiz ke gawang Cagliari.
“Yildiz mengubah gaya bermainnya karena karakteristiknya juga berubah,” ujar Giaccherini kepada DAZN via Tuttosport.
“Musim lalu, Yildiz lebih banyak menggiring bola; sekarang dia lebih seperti penyerang. Dia sedikit mengingatkan saya pada Cristiano Ronaldo. Bagi saya, dia pemain yang komplet,” imbuhnya.
Penilaian ini menandai babak baru dalam persepsi publik terhadap Yildiz. Jika dulu aspek elegansi Del Piero lebih menonjol, kini naluri mencetak gol dan efisiensi ala Ronaldo juga melekat pada dirinya.
Lebih dari Nomor 10 Juventus: Identitas Baru Mulai Terbentuk
Perjalanan Yildiz sebagai pewaris nomor 10 Juventus memang penuh tekanan. Nomor legendaris tersebut merepresentasikan warisan Del Piero—gol khas dari sisi kiri, tembakan melengkung, serta karisma seorang simbol klub.
Namun kini, narasi tentang dirinya berkembang lebih jauh. Ia bukan hanya penerus Del Piero dari sisi estetika permainan, tetapi juga mencerminkan evolusi menjadi penyerang dengan insting tajam seperti Ronaldo. Perpaduan antara elegansi dan kekuatan eksplosif itulah yang membuat namanya makin diperhitungkan.
Performa Yildiz juga menjadi kunci kemenangan Juventus atas Cagliari, pertandingan yang dianggap Giaccherini sebagai cermin karakter kuat Bianconeri.
“Penting untuk menunjukkan konsistensi dan juga menampilkan karakter yang sesungguhnya. 20 menit pertama memang tidak bagus, tetapi kemudian tim merespons dengan karakter dan tekad,” ujarnya.
Ucapan tersebut juga menggarisbawahi bagaimana Yildiz tidak berdiri sendiri, melainkan menjadi bagian dari struktur permainan yang mulai menemukan kembali identitas kolektifnya.
Perbandingan yang Menjadi Beban atau Batu Loncatan?
Ketika nama pemain muda sudah disejajarkan dengan Del Piero dan Ronaldo, ekspektasi publik otomatis meningkat. Bagi sebagian pemain, perbandingan semacam itu dapat menjadi beban. Namun Yildiz justru terlihat semakin nyaman dengan fokus yang diberikan, menunjukkan kedewasaan menghadapi tekanan.
Juventus pun perlu mengelola perkembangan ini dengan bijak. Sebagai klub yang sedang membangun ulang filosofi permainan, mereka membutuhkan Yildiz sebagai fondasi jangka panjang. Kemampuannya beradaptasi, berkembang, dan tampil konsisten membuatnya menjadi aset yang sangat berharga.
Perjalanan musim 2025/2026 baru dimulai, tetapi Yildiz sudah menjadi pusat perhatian, bukan hanya di Turin, melainkan di panggung Eropa. Jika performanya terus konsisten, sangat mungkin perbandingan dengan Ronaldo bukan sekadar metafora, melainkan refleksi dari potensi karier yang bisa mencapai level sangat tinggi.
Dengan gaya bermain yang terus matang dan peran yang semakin besar, Kenan Yildiz mungkin sedang menulis babak awal dari identitas barunya—identitas yang tidak hanya terinspirasi legenda, tetapi juga berpotensi menjadi legenda berikutnya.