Copilot WhatsApp

Microsoft Hentikan Copilot WhatsApp Akibat Kebijakan Baru

Microsoft Hentikan Copilot WhatsApp Akibat Kebijakan Baru
Microsoft Hentikan Copilot WhatsApp Akibat Kebijakan Baru

JAKARTA - Perubahan besar dalam kebijakan platform kembali memengaruhi lanskap pemanfaatan kecerdasan buatan di layanan pesan instan. 

Setelah menjadi salah satu sarana interaksi berbasis AI yang cukup populer, Copilot dipastikan tidak lagi dapat diakses melalui WhatsApp. Kebijakan terbaru WhatsApp membuat Microsoft harus menarik layanannya, sehingga jutaan pengguna perlu beradaptasi dengan kanal baru untuk berinteraksi dengan chatbot tersebut.

Penarikan ini menegaskan bagaimana regulasi aplikasi pesan kini semakin ketat, terutama terkait penggunaan API untuk chatbot AI umum. Pengguna Copilot pun mesti melakukan langkah antisipasi sebelum tanggal penghentian resmi diberlakukan.

Layanan Copilot Resmi Ditutup di WhatsApp

Microsoft mengonfirmasi bahwa chatbot AI Copilot akan berhenti beroperasi di WhatsApp mulai 15 Januari 2026. Dilaporkan oleh TechCrunch pada Rabu, setelah tanggal itu, pengguna tidak dapat lagi berinteraksi dengan Copilot melalui aplikasi tersebut.

Pengguna yang masih ingin memakai layanan itu akan diarahkan ke aplikasi mobile Copilot milik Microsoft atau mengaksesnya melalui versi web. Dengan demikian, WhatsApp tidak lagi menjadi salah satu kanal distribusi Copilot sebagaimana sebelumnya.

Microsoft menjelaskan bahwa keputusan ini merupakan bentuk kepatuhan terhadap aturan terbaru yang dirilis WhatsApp pada Desember lalu. Pihak perusahaan menyebut tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti kebijakan platform agar tetap konsisten dengan standar penggunaan API yang berlaku.

Kebijakan Baru WhatsApp Picu Penarikan Chatbot AI Pihak Ketiga

Pada pembaruan kebijakan terbarunya, WhatsApp menegaskan bahwa platform tersebut tidak lagi mengizinkan chatbot AI umum menggunakan WhatsApp Business API untuk memberikan layanan langsung kepada pengguna. Kapasitas API kini diprioritaskan untuk kebutuhan bisnis, bukan untuk pengoperasian chatbot AI pihak ketiga.

Kebijakan ini tetap memperbolehkan pelaku usaha memanfaatkan AI untuk melayani pelanggan mereka sendiri. Namun, batasan yang diterapkan menutup kesempatan chatbot seperti Copilot, ChatGPT, atau Perplexity untuk hadir sebagai layanan publik di WhatsApp.

Kondisi tersebut berdampak langsung pada beberapa perusahaan teknologi besar. Selain Microsoft, OpenAI sudah lebih dulu mengumumkan bahwa integrasi ChatGPT di WhatsApp akan dihentikan pada Januari. Kebijakan serupa juga memengaruhi layanan Perplexity AI yang sebelumnya berjalan melalui platform pesan tersebut.

Dengan pembatasan ini, WhatsApp mempertegas orientasinya sebagai platform komunikasi bisnis yang lebih terstruktur, termasuk dalam penggunaan teknologi AI.

Dampaknya bagi Pengguna Copilot di WhatsApp

Bagi pengguna Copilot yang terbiasa melakukan interaksi melalui WhatsApp, perubahan kebijakan ini membawa konsekuensi yang perlu diperhatikan. Salah satu poin penting adalah tidak adanya fitur pemindahan otomatis riwayat percakapan ke platform Copilot milik Microsoft.

Hal ini terjadi karena akses Copilot di WhatsApp bersifat tidak terotentikasi, sehingga Microsoft tidak memiliki sarana untuk menyimpan atau memindahkan riwayat tersebut secara otomatis. Pengguna yang membutuhkan arsip percakapan harus menyimpannya secara manual.

Microsoft merekomendasikan pemanfaatan fitur ekspor bawaan WhatsApp untuk menyimpan riwayat percakapan sebelum 15 Januari. Setelah tanggal tersebut, seluruh interaksi tidak lagi dapat diakses melalui platform pesan itu.

Perpindahan saluran layanan ini memungkinkan Microsoft menjaga kesinambungan fitur Copilot, sekaligus memastikan pengguna tetap memiliki akses penuh melalui aplikasi resminya yang menawarkan lebih banyak kemampuan.

Perubahan Ekosistem AI di Aplikasi Pesan Instan

Penarikan Copilot dari WhatsApp memberikan gambaran lebih luas tentang perubahan arah kebijakan platform pesan terhadap teknologi AI. Semakin banyak aplikasi chat yang menetapkan aturan ketat terkait integrasi pihak ketiga, terutama untuk layanan AI generatif.

WhatsApp, melalui pembaruan kebijakannya, menunjukkan bahwa mereka ingin mencegah penyalahgunaan API sekaligus memastikan platform tetap stabil untuk kebutuhan bisnis. Pendekatan ini berpotensi menciptakan pemisahan antara layanan AI publik dan layanan AI internal yang digunakan oleh perusahaan.

Bagi Microsoft, perubahan ini bukan hanya soal kepatuhan, tetapi juga tentang menyediakan pengalaman yang lebih konsisten melalui aplikasi Copilot resmi. Dengan memindahkan fokus ke aplikasi mobile dan versi web, perusahaan dapat menghadirkan fitur yang lebih lengkap dan terkontrol, tanpa bergantung pada kebijakan pihak lain yang bisa berubah sewaktu-waktu.

Transformasi ini turut mengindikasikan bahwa masa depan layanan chatbot AI akan lebih banyak bergeser ke platform khusus, bukan lagi terintegrasi bebas di aplikasi pesan populer.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index