JAKARTA - Liverpool kembali mengalami malam mengecewakan di Anfield setelah kalah 0-3 dari Nottingham Forest, sebuah hasil yang membuat suasana stadion legendaris itu terasa membisu.
Laga yang seharusnya menjadi momentum kebangkitan justru memperlihatkan sisi rapuh juara bertahan Premier League tersebut.
Sejak peluit awal dibunyikan, atmosfer di Anfield sudah dipenuhi ketegangan. Kekalahan telak dari Manchester City sebelumnya masih meninggalkan bayang-bayang buruk terhadap performa tim. Namun, yang lebih mengejutkan adalah bagaimana Nottingham Forest mampu tampil agresif, terorganisir, dan percaya diri di bawah arahan manajer baru, Sean Dyche.
Liverpool memainkan rekrutan mahal 125 juta pound, Alexander Isak, sejak menit pertama. Namun kehadiran sang striker tidak membawa perubahan berarti. Justru penampilan kolektif tim yang menurun membuat para suporter terdiam menyaksikan tim kesayangan mereka tampil tanpa nyawa dan arah.
Forest Kuasai Laga dan Bungkam Anfield
Nottingham Forest berhasil membuka keunggulan pada menit ke-33 melalui sepakan keras Murillo yang tak mampu dibendung Alisson Becker. Gol ini membuat kecemasan para pendukung Liverpool semakin menjadi, karena Forest tampak tampil lebih kompak dan efisien memanfaatkan peluang.
Forest sebenarnya sempat menggandakan skor lewat Igor Jesus, namun gol itu dibatalkan karena handball. Meski begitu, tim tamu tidak butuh waktu lama untuk mengamankan gol kedua. Hanya 47 detik setelah babak kedua dimulai, mantan pemain Liverpool, Neco Williams, mengirimkan umpan matang yang dituntaskan Nicola Savona di depan The Kop.
Gol cepat itu menghancurkan mental Liverpool yang sudah tertekan sejak babak pertama. Para pemain tuan rumah terlihat kebingungan dalam mengatur ritme, sementara Forest terus menekan dengan permainan disiplin dan determinasi tinggi.
Dominasi Forest semakin terasa ketika mereka menambah keunggulan menjadi 3-0 melalui Morgan Gibbs-White, tepat 12 menit sebelum laga berakhir. Serangan diawali dari upaya Omari Hutchinson yang ditepis Alisson, namun bola jatuh di area berbahaya dan dimanfaatkan Gibbs-White tanpa kesalahan.
Liverpool Tak Berdaya Meski Bermain di Kandang
Liverpool gagal memberikan respons yang berarti meski tertinggal dua gol. Kesulitan membangun serangan, minim kreasi, dan miskomunikasi antar pemain membuat mereka tampak tak memiliki solusi untuk keluar dari tekanan Forest.
Alexander Isak, yang diharapkan menjadi pembeda, justru tampil di bawah performa. Ia tidak mencatat satu pun ancaman berbahaya dan akhirnya digantikan Federico Chiesa pada menit ke-67. Pergantian tersebut menjadi bukti bahwa Isak belum menemukan kenyamanan dalam sistem permainan Arne Slot.
Mohamed Salah menjadi satu-satunya pemain yang mencoba menciptakan peluang. Namun upayanya selalu terhenti di tengah minimnya dukungan dan buruknya koordinasi serangan. Sementara itu, lini tengah Liverpool tidak mampu mengimbangi intensitas Forest, membuat aliran bola menuju lini depan tersendat sepanjang laga.
Di sisi pertahanan, Liverpool kehilangan konsentrasi dalam beberapa momen penting. Gol-gol yang tercipta ke gawang mereka menunjukkan kurangnya kompaksi lini belakang dan buruknya transisi bertahan. Alisson pun tak bisa berbuat banyak menghadapi gelombang serangan yang sangat rapi dari Forest.
Tekanan Besar Menyudutkan Arne Slot
Dengan kekalahan ini, Liverpool terpuruk ke posisi ke-11 klasemen sementara sebelum pertandingan lainnya dimainkan pada Sabtu malam. Lebih buruk lagi, mereka telah menelan enam kekalahan dalam tujuh pertandingan terakhir, sebuah catatan yang sangat mengkhawatirkan mengingat investasi besar hampir 450 juta pound pada bursa transfer musim panas.
Arne Slot mencoba melakukan berbagai perubahan di tengah laga, salah satunya menarik keluar Ibrahima Konate untuk digantikan oleh striker Hugo Ekitike pada menit ke-54.
Keputusan tersebut menunjukkan desperation dari sang pelatih dalam mencari solusi instan. Namun, perubahan itu tidak membawa dampak positif dan justru memperlihatkan seberapa jauh Liverpool dari stabilitas performa.
Meski para pendukung Liverpool di Anfield tidak menunjukkan kemarahan secara langsung, cara tim bermain dan cara kekalahan ini terjadi diyakini akan memperbesar tekanan terhadap Slot. Keputusan-keputusannya, pendekatan taktik, serta adaptasi pemain baru kini menjadi sorotan utama media dan publik.
Situasi ini membuat masa depan Slot sebagai manajer Liverpool berada dalam titik kritis. Dengan jadwal padat menanti, termasuk pertandingan besar melawan tim-tim papan atas lainnya, ia harus segera menemukan formula untuk menghentikan tren negatif yang kini menyelimuti Anfield.