JAKARTA - Di panggung internasional Belém Leader Summit yang berlangsung di Belém, Brasil, Indonesia menegaskan kembali posisinya sebagai negara yang serius memperkuat komitmen terhadap perubahan iklim.
Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Perubahan Iklim, Hashim Djojohadikusumo, yang memimpin delegasi Indonesia, membawa pesan jelas bahwa Indonesia siap menjadi bagian penting dari gerakan global menuju masa depan hijau.
“Indonesia datang ke Belém dengan pesan yang jelas. Kami tetap berkomitmen untuk memperkuat komitmen iklim nasional kami, dan siap bekerja sama dengan semua negara untuk mewujudkan aksi iklim yang nyata, inklusif, dan ambisius,” ujar Hashim di Belém, Brasil.
Pertemuan tingkat tinggi ini menjadi momentum penting bagi Indonesia dalam menegaskan arah kebijakan iklim nasional, terutama menjelang Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP30) yang akan digelar tahun depan.
Wakili Presiden, Hashim Bawa Misi Besar untuk Dunia
Dalam forum tersebut, Hashim menyampaikan bahwa dirinya hadir sebagai wakil langsung Presiden Prabowo Subianto, yang berhalangan hadir di konferensi tersebut.
“Saya sebagai Utusan Khusus Presiden Indonesia untuk Iklim dan Energi, mewakili Presiden Prabowo Subianto yang berhalangan hadir di konferensi para pihak yang terhormat ini,” kata Hashim.
Hashim menegaskan, pemerintahan di bawah kepemimpinan Prabowo berkomitmen untuk melanjutkan dan memperkuat arah kebijakan iklim nasional yang telah dirintis, termasuk komitmen terhadap Perjanjian Paris dan pencapaian emisi nol bersih (net zero emission) paling lambat pada tahun 2060—atau bahkan lebih cepat jika memungkinkan.
Presiden Prabowo sebelumnya juga telah menegaskan di Majelis Umum PBB bahwa Indonesia tetap berpegang teguh pada Perjanjian Paris dan terus memperkuat upaya mitigasi perubahan iklim melalui transisi energi yang inklusif dan berkelanjutan.
Target Ambisius: Emisi, Energi Terbarukan, dan Pertumbuhan Hijau
Dalam forum internasional tersebut, Hashim memaparkan bahwa Indonesia tidak hanya fokus pada pengurangan emisi, tetapi juga bertekad untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.
“Indonesia juga berkomitmen untuk mencapai target pertumbuhan yang lebih tinggi, yaitu 8 persen, secara berkelanjutan. Strategi pertumbuhan hijau kami tercermin dan terukir dalam Kontribusi Nasional Kedua (SNDC),” jelasnya.
Dalam SNDC itu, pemerintah telah menetapkan target pengurangan emisi setara CO₂ sebesar 1,2 gigaton (GT) pada skenario rendah dan 1,5 GT pada skenario tinggi pada tahun 2035.
Selain itu, Hashim juga menyoroti rencana ambisius pemerintah dalam mempercepat bauran energi bersih. Indonesia menargetkan 23 persen energi terbarukan dalam bauran energi nasional pada tahun 2030.
“Kami juga berkomitmen untuk mengembangkan teknologi lain seperti tenaga nuklir sebagai bagian dari transisi energi bersih kami,” tambah Hashim.
Langkah tersebut menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menyeimbangkan kebutuhan energi nasional dengan tanggung jawab terhadap lingkungan global.
Diplomasi Hijau Indonesia di Pentas Dunia
Belém Leader Summit sendiri merupakan forum penting yang mempertemukan para pemimpin dunia dan perwakilan negara menjelang Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-30 (COP30). Forum ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat komitmen dan kolaborasi global dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
Dalam kesempatan tersebut, Hashim hadir didampingi oleh Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq dan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni. Kehadiran kedua pejabat tersebut mencerminkan keseriusan Indonesia dalam membawa isu iklim ke tingkat kebijakan yang lebih konkret dan terkoordinasi lintas sektor.
Langkah Indonesia memperkuat diplomasi iklim di tingkat global menjadi penting, mengingat negara ini memiliki posisi strategis sebagai salah satu penyumbang terbesar ekosistem hutan tropis dunia yang berperan penting dalam penyerapan karbon.
Selain membawa aspirasi nasional, delegasi Indonesia juga menegaskan kesiapan untuk menjadi mitra kerja sama internasional dalam pengembangan energi terbarukan, konservasi hutan, serta peningkatan kapasitas teknologi rendah karbon.
Indonesia Menuju Masa Depan Hijau dan Berdaya Saing
Kehadiran Hashim Djojohadikusumo dalam forum global tersebut menegaskan arah kebijakan luar negeri Indonesia yang semakin proaktif dan berorientasi solusi dalam isu perubahan iklim. Indonesia tidak lagi hanya menjadi peserta, melainkan juga aktor utama yang siap menawarkan kontribusi nyata bagi planet ini.
Melalui komitmen ambisius—mulai dari target emisi, pengembangan energi bersih, hingga teknologi nuklir—pemerintah berupaya menempatkan Indonesia sebagai pemimpin regional dalam aksi iklim.
Dengan dukungan kebijakan yang konsisten dan partisipasi aktif di berbagai forum internasional, Indonesia berharap dapat mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan, sekaligus memperkuat perannya di tataran global sebagai negara yang berdaya saing dan berwawasan hijau.