Indika Energy

Indika Energy Perkuat Bisnis Hijau Lewat Akuisisi PLTS Rp31 Miliar

Indika Energy Perkuat Bisnis Hijau Lewat Akuisisi PLTS Rp31 Miliar
Indika Energy Perkuat Bisnis Hijau Lewat Akuisisi PLTS Rp31 Miliar

JAKARTA - PT Indika Energy Tbk. (INDY) kembali menunjukkan komitmennya terhadap transformasi bisnis menuju energi berkelanjutan. Melalui anak usahanya, PT Indika Empat Mitra Surya (IEMS), emiten energi terintegrasi ini resmi merampungkan akuisisi proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) senilai Rp31 miliar dari PT Tripatra Multi Energi (TIME).

Transaksi ini menandai langkah strategis Indika Energy dalam memperkuat portofolio energi terbarukan sekaligus mengefisienkan struktur kepemilikan aset di sektor hijau. 

Dalam keterbukaan informasi, Adi Pramono, Sekretaris Perusahaan INDY, menyampaikan bahwa transaksi dilakukan setelah kedua pihak memenuhi seluruh syarat yang tercantum dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) pada 30 Oktober 2025.

“Transaksi ini selaras dengan strategi Perseroan untuk sentralisasi aset energi terbarukan, khususnya pembangkit listrik tenaga surya, pada IEMS beserta entitas anaknya, termasuk mengefisienkan biaya antarperusahaan dan mendorong profitabilitas konsolidasi,” tulis Adi dalam keterangan resmi.

Langkah akuisisi ini tidak hanya mempertegas posisi INDY sebagai salah satu pemain penting di sektor energi bersih, tetapi juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam mempercepat diversifikasi bisnis non-batubara.

Akuisisi Empat Proyek PLTS Strategis di Indonesia

Dalam transaksi senilai Rp31 miliar ini, IEMS resmi mengambil alih seluruh hak, kepemilikan, kewajiban, risiko, dan kepentingan atas proyek PLTS yang sebelumnya dimiliki TIME.

Aset yang diakuisisi mencakup empat lokasi strategis di Bali, Semarang, Grati, dan Surabaya, dengan kapasitas terpasang total sekitar 2.916,54 kWp. Seluruh PLTS tersebut saat ini memasok daya ke PT PLN Indonesia Geothermal, menjadikannya bagian dari rantai pasok energi nasional berbasis sumber terbarukan.

Dengan penyelesaian transaksi ini, TIME secara resmi mengalihkan seluruh aset tetap, peralatan, dan komponen pendukung PLTS kepada IEMS. 

Proses ini menegaskan keseriusan Indika Energy untuk memperluas pijakan di sektor energi hijau, sejalan dengan target perusahaan menurunkan eksposur terhadap bisnis batubara dan meningkatkan kontribusi energi bersih hingga 50% dalam beberapa tahun mendatang.

Langkah konsolidasi ini juga memberikan keuntungan operasional karena memungkinkan pengelolaan proyek energi terbarukan secara terpusat di bawah IEMS. Dengan begitu, efisiensi biaya antarperusahaan dapat tercapai, dan sinergi dalam manajemen serta pemeliharaan aset menjadi lebih optimal.

Sinergi Bisnis Hijau dan Tambang Emas Awak Mas

Selain memperluas portofolio energi bersih, Indika Energy juga terus melanjutkan ekspansinya di sektor sumber daya alam melalui proyek tambang emas Awak Mas di Sulawesi Selatan.

Proyek yang dikembangkan oleh anak usaha INDY tersebut disebut-sebut akan menjadi “game changer” dalam perjalanan bisnis perusahaan, terutama dalam memperkuat lini pendapatan di luar segmen batubara.

Dalam pengembangannya, INDY telah mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) yang besar mencapai US$158 juta atau sekitar Rp2,6 triliun pada tahun 2025. Hingga semester I/2025, realisasi serapan capex telah mencapai US$36 juta, menunjukkan progres pembangunan yang signifikan.

Ketika proyek ini mulai beroperasi penuh, Awak Mas diproyeksikan mampu memproduksi 100.000–120.000 troy ounce emas per tahun. Kapasitas tersebut diharapkan menjadi kontributor penting terhadap pendapatan grup dalam jangka panjang.

“Dengan harga emas yang tetap tinggi dan peran logam mulia sebagai safe haven asset, permintaan global diyakini akan terus kuat,” tulis manajemen INDY.

Kehadiran dua portofolio besar — energi terbarukan melalui IEMS dan pertambangan emas melalui Awak Mas — mencerminkan arah strategis Indika Energy untuk menyeimbangkan sumber pendapatan antara energi hijau dan mineral bernilai tinggi.

Transformasi Energi: Dari Batubara ke Energi Hijau

Transformasi Indika Energy dari perusahaan berbasis batubara menjadi grup energi terdiversifikasi bukanlah langkah yang instan. Sejak beberapa tahun terakhir, INDY telah secara konsisten melakukan reposisi bisnis melalui investasi di berbagai sektor berkelanjutan, mulai dari kendaraan listrik, energi surya, hingga logistik hijau.

Langkah akuisisi PLTS kali ini memperkuat peta jalan transisi energi perusahaan. Dengan memusatkan kepemilikan dan operasional aset energi bersih di bawah payung IEMS, INDY dapat mempercepat implementasi proyek, meningkatkan efisiensi biaya, dan memperkuat posisi sebagai pemain utama di industri energi terbarukan nasional.

Dalam jangka panjang, strategi ini juga diyakini akan memperbaiki rasio profitabilitas konsolidasi perusahaan, seiring dengan menurunnya biaya overhead dan meningkatnya kontribusi pendapatan dari proyek-proyek berbasis energi bersih.

Konsolidasi aset ini menjadi bagian penting dari visi Indika Energy untuk menjadi perusahaan energi dengan portofolio hijau yang lebih besar. Transformasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing jangka panjang sekaligus memperkuat posisi perusahaan menghadapi tren global menuju dekarbonisasi dan net zero emission.

Momentum Positif untuk Pertumbuhan Berkelanjutan

Kinerja dan langkah ekspansi Indika Energy menunjukkan keselarasan antara orientasi bisnis dan keberlanjutan lingkungan. Akuisisi PLTS dari TIME menambah portofolio hijau perusahaan, sekaligus mempertegas komitmen INDY dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

Sementara itu, proyek tambang emas Awak Mas menjadi pembuka peluang diversifikasi pendapatan yang lebih stabil di tengah fluktuasi pasar energi global. Kedua inisiatif tersebut — sektor energi bersih dan tambang emas — diharapkan mampu menjadi pilar pertumbuhan baru Indika Energy pada dekade mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index