Laba Spindo

Laba Spindo Tumbuh 3 Persen Meski Pendapatan Turun di 2025

Laba Spindo Tumbuh 3 Persen Meski Pendapatan Turun di 2025
Laba Spindo Tumbuh 3 Persen Meski Pendapatan Turun di 2025

JAKARTA - Meski menghadapi penurunan pendapatan, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo berhasil membukukan kenaikan laba bersih sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025. Kondisi ini menunjukkan ketahanan kinerja perusahaan produsen pipa baja tersebut di tengah tekanan pasar global yang berfluktuasi.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (29/10/2025), Spindo mencatat penurunan penjualan dan pendapatan jasa sebesar 3,48 persen secara tahunan (year on year/yoy), dari Rp 4,31 triliun menjadi Rp 4,16 triliun. Namun, di sisi lain, perusahaan justru berhasil meningkatkan laba bersih menjadi Rp 369,26 miliar, naik 3,11 persen dibandingkan Rp 358,10 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Peningkatan ini tidak lepas dari strategi efisiensi biaya dan pengendalian operasional yang ketat, meski permintaan baja di pasar domestik mengalami perlambatan akibat volatilitas harga global.

“Meskipun demikian, ISSP berhasil meningkatkan profitabilitas dengan menjaga efisiensi biaya dan strategi penjualan yang efektif. Tercermin dari peningkatan laba kotor sebesar 5,7%, dengan gross margin mencapai 19,7%,” ujar Corporate Secretary & Investor Relations Chief Strategy & Business Development Officer Spindo, Johanes W. Edward, dalam keterangan tertulis kepada Kontan.co.id.

Kinerja Domestik Masih Dominan, Ekspor Tumbuh Positif

Selama sembilan bulan pertama tahun ini, pasar domestik masih menjadi penopang utama kinerja Spindo, dengan kontribusi mencapai Rp 4,02 triliun atau 96,63 persen dari total pendapatan perusahaan. Meskipun secara nominal turun 4,28 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (Rp 4,20 triliun), pasar lokal tetap menjadi sumber pendapatan terbesar bagi perusahaan.

Sementara itu, pasar ekspor menunjukkan tren positif. Penjualan ke luar negeri tumbuh 16,93 persen (yoy) dari Rp 114,04 miliar menjadi Rp 133,35 miliar. Produk yang berkontribusi terhadap ekspor antara lain pipa hitam, pipa air, pipa spiral, serta jasa dan layanan pendukung lainnya.

Adapun pendapatan Spindo secara keseluruhan masih berasal dari beragam produk baja, seperti pipa spiral, pipa hitam, pipa mekanis, pipa air, strip & plat, pipa perabot, pipa stainless, pipa hitam API (American Petroleum Institute), dan tiang. Diversifikasi produk ini menjadi salah satu faktor yang membantu perusahaan tetap stabil di tengah fluktuasi permintaan global.

Efisiensi Biaya Jadi Kunci Kenaikan Laba

Salah satu faktor utama yang menopang peningkatan laba Spindo adalah penurunan beban pokok pendapatan sebesar 5,38 persen (yoy), dari Rp 3,53 triliun menjadi Rp 3,34 triliun. Dengan demikian, laba kotor Spindo meningkat 5,71 persen dari Rp 775,73 miliar menjadi Rp 820,05 miliar pada akhir kuartal III-2025.

Johanes menjelaskan, efisiensi biaya operasional dan pengendalian beban administrasi menjadi kunci keberhasilan menjaga profitabilitas di tengah tekanan penjualan.

“ISSP mampu menekan beban umum dan administrasi hingga 5,6% melalui efisiensi pengeluaran perizinan dan kegiatan operasional lainnya. Dengan strategi pengendalian biaya yang ketat, laba bersih ISSP mampu tetap tumbuh, menandakan ketahanan kinerja ISSP di tengah dinamika pasar baja global,” jelasnya.

Namun, di sisi lain, perusahaan mencatat kenaikan pengeluaran operasional sebesar 27,8 persen (yoy), terutama karena meningkatnya biaya distribusi akibat pengiriman proyek berbasis kontrak. Selain itu, beban lain-lain naik 53 persen yang disebabkan oleh kerugian selisih kurs.

Kendati demikian, langkah efisiensi di area lain berhasil mengompensasi kenaikan tersebut sehingga margin laba tetap terjaga dengan baik.

Ekspansi Unit 7 dan Investasi Jangka Panjang

Dengan kondisi keuangan yang tetap solid, Spindo melanjutkan rencana ekspansi jangka panjang melalui pembangunan Unit 7 di Gresik, Jawa Timur. Proyek ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memperkuat daya saing di industri baja nasional.

Johanes memaparkan bahwa total belanja modal (capital expenditure/capex) yang dialokasikan untuk pembangunan Unit 7 dan pengembangan fasilitas lainnya mencapai Rp 700 miliar sepanjang 2025. Perusahaan juga telah menyiapkan alokasi tambahan Rp 300 miliar untuk 2026 dan Rp 80 miliar untuk 2027, guna memastikan keberlanjutan ekspansi tersebut.

“Di tengah ketidakpastian global, Spindo tetap konsisten menjalankan strategi ekspansi yang terukur, didukung oleh struktur pendanaan yang stabil dan manajemen kas internal yang kuat,” ujar Johanes menegaskan.

Investasi ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi produksi, memperkuat kapasitas industri domestik, dan memperluas pangsa pasar baik di dalam maupun luar negeri.

Tantangan dan Prospek ke Depan

Kinerja Spindo sepanjang 2025 mencerminkan kemampuan adaptasi terhadap tekanan eksternal, seperti fluktuasi harga baja internasional dan pelemahan permintaan di beberapa sektor konstruksi dan infrastruktur. Meski pendapatan menurun, perusahaan tetap menunjukkan ketahanan melalui pengelolaan biaya yang efektif serta fokus pada efisiensi operasional.

Langkah ekspansi yang sedang dijalankan juga menunjukkan keyakinan manajemen terhadap prospek jangka panjang industri baja di Indonesia, terutama dengan adanya dukungan pemerintah terhadap proyek infrastruktur dan peningkatan permintaan dari sektor manufaktur.

Ke depan, Spindo berupaya menjaga momentum pertumbuhan laba dengan memperluas pasar ekspor, meningkatkan kualitas produk, dan memperkuat integrasi rantai pasok. Strategi ini diharapkan dapat memperkuat posisi perusahaan di tengah kompetisi global yang semakin ketat.

Bukti Ketahanan dan Konsistensi Kinerja

Meski menghadapi tekanan penurunan pendapatan, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) membuktikan kemampuannya dalam menjaga profitabilitas dan stabilitas keuangan. Kinerja positif hingga kuartal III-2025 menunjukkan bahwa perusahaan mampu bertahan dan tumbuh di tengah kondisi pasar yang tidak pasti.

Dengan strategi efisiensi, pengelolaan biaya yang cermat, dan komitmen terhadap ekspansi berkelanjutan, Spindo menegaskan posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri pipa baja nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index