Bisnis

Pertumbuhan Bisnis Kuliner Aceh Jadi Penggerak Ekonomi

Pertumbuhan Bisnis Kuliner Aceh Jadi Penggerak Ekonomi
Pertumbuhan Bisnis Kuliner Aceh Jadi Penggerak Ekonomi

JAKARTA - Di tengah tantangan ekonomi yang masih membayangi, industri kuliner Aceh menunjukkan pertumbuhan signifikan, menjadi salah satu sektor yang menonjol dalam menarik investasi dan menciptakan peluang ekonomi baru. Selain mencerminkan kekayaan cita rasa lokal, sektor kuliner juga menjadi jembatan antara pelaku usaha Aceh dengan mitra bisnis dari dalam maupun luar negeri.

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak brand kuliner, baik lokal maupun internasional, yang membuka outlet di berbagai kota, terutama di Banda Aceh. Tren ini menunjukkan adanya optimisme di kalangan investor, meski provinsi ini masih menghadapi tantangan ekonomi struktural.

Investasi Kuliner dan PMDN Mendominasi

Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, realisasi investasi hingga triwulan II 2025 mencapai Rp3,58 triliun, menempatkan Aceh di posisi ke-28 dari 38 provinsi di Indonesia. 

Dari total investasi tersebut, penanaman modal dalam negeri (PMDN) mendominasi hingga 96,77 persen, menunjukkan kepercayaan investor lokal terhadap potensi ekonomi daerah.

Sektor waralaba makanan menjadi salah satu kontributor terbesar, dengan nilai investasi mencapai Rp326 miliar atau sekitar 15,6 persen dari total investasi PMDN. Hal ini menegaskan posisi kuliner sebagai sektor strategis yang mampu menarik modal sekaligus menciptakan lapangan kerja baru.

Dukungan Pemerintah Kota Banda Aceh

Pemerintah Kota Banda Aceh menyambut baik tren positif ini. Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal menekankan pentingnya kolaborasi lintas pihak untuk memperkuat fondasi ekonomi lokal.

“Kita juga harus berkolaborasi bersama-sama untuk mendatangkan investasi dari luar. Artinya, kota ini harus bisa lebih terbuka ke depan dan membuat orang nyaman supaya mau berinvestasi di Banda Aceh. Itulah yang sedang kita perjuangkan,” ungkap Illiza.

Illiza menambahkan bahwa investasi di sektor kuliner terus meningkat, sehingga semakin banyak investor yang memilih untuk menanamkan modal di bidang restoran dan waralaba makanan. 

Keberadaan brand multinasional juga memberikan efek positif berupa transfer teknologi, standar pelayanan, dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia lokal.

Tantangan Ekonomi Aceh

Meskipun sektor kuliner menunjukkan tren positif, Aceh masih menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, tingkat kemiskinan pada Februari 2025 tercatat 14,45 persen, dengan lebih dari 800 ribu penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.

Selain itu, jumlah pengangguran meningkat menjadi 149 ribu orang, menandakan terbatasnya lapangan kerja produktif di sektor formal. Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Malikussaleh (Unimal), Masriadi Sambo, menekankan bahwa Aceh kini tercatat sebagai provinsi termiskin di Pulau Sumatera.

“Angka pengangguran 149.000 penduduk per Februari 2025 terus meningkat dari tahun ke tahun,” ungkapnya. Kondisi ini diperburuk oleh melemahnya daya beli masyarakat, yang membuat sebagian besar sektor ekonomi sulit berkembang secara optimal.

Kuliner Sebagai Solusi Ekonomi

Sektor kuliner menjadi salah satu jawaban atas keterbatasan lapangan kerja dan rendahnya daya beli. Investasi di bidang restoran, kafe, dan waralaba tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga mendorong aktivitas ekonomi di hulu dan hilir, seperti pasokan bahan baku lokal, jasa pengiriman, dan pemasaran digital.

Dengan meningkatnya minat investor, Aceh berpotensi mengembangkan ekosistem kuliner yang berkelanjutan, di mana pelaku usaha lokal dapat bersaing dengan brand internasional. Selain itu, sektor ini juga dapat menjadi magnet pariwisata kuliner, meningkatkan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara, yang pada gilirannya memperkuat ekonomi lokal.

Meski menghadapi tantangan ekonomi, pertumbuhan bisnis kuliner di Aceh menunjukkan potensi besar untuk menjadi penopang ekonomi lokal. Kolaborasi antara pemerintah, investor, dan pelaku usaha diharapkan dapat memperluas peluang investasi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan strategi yang tepat, sektor kuliner tidak hanya memperkaya cita rasa lokal, tetapi juga mengokohkan Aceh sebagai destinasi investasi yang menarik di Sumatera.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index