DOKTER

Saran Dokter: Konsumsi Mi Instan Saat Sahur, Bagaimana Menghindari Risiko Kesehatan?

Saran Dokter: Konsumsi Mi Instan Saat Sahur, Bagaimana Menghindari Risiko Kesehatan?
Saran Dokter: Konsumsi Mi Instan Saat Sahur, Bagaimana Menghindari Risiko Kesehatan?

JAKARTA - Mi instan telah menjadi pilihan utama bagi banyak orang saat bersahur, terutama karena kemudahan dalam penyajiannya serta rasa yang lezat. Namun, pertanyaan mengenai keamanan konsumsi mi instan saat sahur sering kali mengemuka. Benarkah mi instan aman untuk dikonsumsi sebagai menu sahur? Dr. Yunita Indah Dewi, SpPD, seorang spesialis penyakit dalam, memberikan pandangannya mengenai hal ini.

Mi Instan di Balik Popularitasnya

Mi instan dikenal karena kepraktisannya dan cita rasa yang menggugah selera. Banyak orang, terutama yang tidak memiliki banyak waktu di pagi hari, memilih mi instan sebagai menu sahur. Namun, melihat kandungan nutrisinya, dr. Yunita menyarankan agar mi instan tidak menjadi menu utama saat sahur.

“Sebagai makanan, mi instan rendah serat dan protein, serta tinggi lemak. Ini bukanlah pilihan yang ideal, terutama saat sahur,” ujar dr. Yunita kepada detikcom. Beliau menambahkan bahwa konsumsi mi instan secara terus menerus dapat berdampak buruk bagi kesehatan, terutama bagi individu yang memiliki riwayat penyakit lambung seperti maag.

Konsekuensi Kesehatan dari Mi Instan

Salah satu masalah utama dari mengonsumsi mi instan secara rutin adalah kandungan gizinya yang tidak seimbang. Mi instan, meskipun praktis, tidak menyediakan serat dan protein yang cukup, yang diperlukan tubuh untuk menjalani puasa selama satu hari penuh. "Mie instan cenderung rendah nutrisi yang penting seperti serat dan protein, komponen fundamental untuk metabolisme yang sehat," jelas dr. Yunita.

Bagi orang-orang yang memiliki riwayat masalah asam lambung, mi instan justru dapat meningkatkan risiko kambuhnya penyakit tersebut. Kandungan lemak yang tinggi dan kurangnya serat serta protein bisa memicu produksi asam lambung berlebih. “Untuk pengidap maag, mengonsumsi mie instan saat sahur bisa meningkatkan risiko kambuhnya gejala maag saat berpuasa,” tambah dr. Yunita.

Saran Konsumsi Mi Instan yang Lebih Aman

Walaupun mi instan sebaiknya tidak dijadikan menu utama saat sahur, dr. Yunita memberikan beberapa tips bagi mereka yang terpaksa harus mengonsumsinya. Salah satu cara untuk meminimalkan risiko kesehatan adalah dengan membatasi porsi. “Apabila memang terpaksa harus mengonsumsi mi instan, batasi jumlah porsinya," sarannya.

Lebih lanjut, mengkombinasikan mi instan dengan bahan lain yang lebih bergizi merupakan langkah yang bijak. Menambahkan sayuran, sumber protein seperti telur atau daging ayam, bisa meningkatkan nilai gizi dari sepiring mi instan. “Pastikan mi instan yang dikonsumsi juga sudah dikombinasikan dengan sayur dan sumber protein agar lebih bernutrisi,” saran dr. Yunita.

Alternatif Menu Sahur yang Sehat

Sebagai alternatif, dr. Yunita merekomendasikan untuk memilih menu sahur yang lebih seimbang dan bernutrisi. Mengonsumsi makanan yang kaya serat, seperti oatmeal atau roti gandum utuh, serta sumber protein rendah lemak, seperti telur rebus atau dada ayam tanpa kulit, adalah pilihan yang lebih sehat.

"Menyiapkan menu yang seimbang dengan karbohidrat kompleks, protein, dan lemak sehat akan membantu tubuh mempertahankan energi lebih lama selama puasa," kata dr. Yunita. Kombinasi tersebut tidak hanya membantu dalam menjaga tingkat energi tetapi juga menjaga kesehatan sistem pencernaan.

Memahami dampak dari makanan yang dikonsumsi saat sahur sangat penting, terutama bagi yang berpuasa selama bulan Ramadan. Mi instan, meskipun praktis, tidak ideal sebagai satu-satunya pilihan menu sahur karena berisiko mengganggu kesehatan terutama bagi penderita masalah lambung. Dengan langkah bijak dalam memilih dan mengolah makanan sahur, kesehatan dapat tetap terjaga.

Dr. Yunita menjelaskan bahwa kunci dari sahur yang sehat adalah keseimbangan nutrisi dan variasi dalam asupan makanan. "Ingatlah bahwa tubuh kita membutuhkan lebih dari sekedar rasa kenyang; pastikan juga bahwa kita memberikan tubuh kita nutrisi yang dibutuhkannya untuk berfungsi optimal, terutama saat berpuasa," pungkas dr. Yunita. Dengan informasi ini, diharapkan masyarakat dapat bijak dalam menentukan menu sahur yang tidak hanya lezat tapi juga sehat dan bernutrisi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index