JAKARTA - Upaya global untuk mengembangkan kelautan yang berkelanjutan mendapat dorongan penting ketika Ocean Decade International Coastal Cities Conference diselenggarakan hari ini. Kegiatan yang mempertemukan sekitar 400 pemangku kepentingan utama dari kota-kota pesisir di seluruh dunia ini berlangsung dengan tujuan untuk berbagi pengetahuan, menyoroti praktik terbaik, serta mendorong kolaborasi dan kemitraan strategis dalam memanfaatkan ilmu kelautan bagi pembangunan berkelanjutan.
Konferensi ini diselenggarakan sebagai bagian dari Dekade Ilmu Kelautan untuk Pembangunan Berkelanjutan (2021-2030) yang diinisiasi oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO). Dalam sambutannya, Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, mengatakan bahwa konferensi ini adalah platform penting untuk berkumpul dan merencanakan aksi nyata dalam menghadapi tantangan kelautan global.
"Kerja sama lintas batas dan lintas sektor sangat penting untuk mengatasi kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh kota-kota pesisir. Kita harus bekerja bersama untuk memanfaatkan ilmu kelautan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan," ujar Azoulay.
Fokus pada Kota Pesisir
Konferensi ini menaruh perhatian besar pada kota-kota pesisir yang seringkali menjadi garis depan dalam menghadapi berbagai ancaman lingkungan, termasuk kenaikan permukaan laut, polusi, dan keanekaragaman hayati yang terancam. Para peserta membahas berbagai strategi adaptasi dan mitigasi yang diperlukan untuk melindungi penduduk pesisir dan ekosistem kritis.
"Kota pesisir adalah titik sentral bagi perekonomian global, dan ketahanan mereka terhadap perubahan iklim adalah prioritas utama. Lewat kerja sama ini, kita dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang lebih baik untuk membangun kota-kota yang lebih tangguh dan lestari," kata Dr. Alexander McLean, pakar kelautan dan salah satu pembicara utama dalam konferensi tersebut.
Kemitraan dan Inovasi Teknologi
Selain membahas tantangan dan solusi, konferensi ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan inovasi teknologi dan kemitraan baru yang dapat mendukung pengelolaan kelautan yang berkelanjutan. Salah satu sesi menyoroti penggunaan teknologi canggih seperti pemetaan dasar laut dengan satelit dan sensor bawah air untuk memantau dan melindungi habitat laut.
Dalam pidato utamanya, Dr. Maria Gonzales dari lembaga penelitian kelautan terkemuka di Spanyol menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi dalam menghadapi tantangan lingkungan. "Pemanfaatan teknologi mutakhir harus dipadukan dengan kerja sama internasional yang kuat untuk memastikan bahwa ilmu pengetahuan kelautan dapat dimanfaatkan secara efektif dalam mendukung keberlanjutan ekosistem laut dan masyarakat pesisir," jelasnya.
Dorongan untuk Aksi Nyata
Menghadapi ancaman kelautan yang semakin meningkat, para peserta konferensi secara kolektif menyerukan perlunya aksi nyata dan segera. Mereka menekankan bahwa meskipun diskusi intelektual dan kolaborasi teknologi adalah langkah awal yang penting, tindakan konkret di lapangan tidak dapat diabaikan.
Sebagai penutup, Sekretaris Eksekutif Komisi Kelautan Antarpemerintah UNESCO, Vladimir Ryabinin, mengatakan bahwa dekade ini harus menjadi waktu untuk bertindak dan bukan sekadar berbicara. "Kita harus bergerak melampaui batas konvensional dan mengimplementasikan solusi yang telah kita diskusikan. Hanya dengan tindakan nyata kita dapat berharap untuk menjaga kesehatan laut bagi generasi mendatang."
Kontribusi Indonesia
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memainkan peran penting dalam mendukung inisiatif ini. Perwakilan dari Indonesia juga hadir dan berbagi pengalaman serta kebijakan nasional yang tengah diimplementasikan untuk melindungi wilayah pesisir dan mendukung keberlanjutan laut.
"Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan dan menerapkan kebijakan yang mendorong penggunaan sumber daya laut secara berkelanjutan, sekaligus memastikan perlindungan bagi masyarakat pesisir dari dampak perubahan iklim," ungkap Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia.
Konferensi Kota Pesisir Internasional ini diharapkan dapat menjadi momen penting dalam memperkuat kemitraan global dan meningkatkan komitmen untuk ilmu kelautan. Dengan posisi kota pesisir sebagai garis depan dalam perubahan yang berdampak pada seluruh planet, penting bagi seluruh dunia untuk berdiri bersama, berinovasi, dan mengambil tindakan berani untuk menjamin masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Dengan demikian, konferensi ini tidak hanya menjadi tempat diskusi, tetapi juga sebuah langkah penting menuju aksi konkret yang berdampak global dalam menghadapi krisis lingkungan dan sosial yang melanda kota-kota pesisir di seluruh dunia.