JAKARTA – Dalam upaya membangun tatanan global yang lebih inklusif dan responsif terhadap tantangan masa depan, Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Arrmanatha Nasir, menegaskan perlunya peran aktif MIKTA dalam mendorong reformasi global. Pernyataan ini ia sampaikan dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri MIKTA (MIKTA Foreign Ministers' Meeting) ke-27 yang berlangsung di Johannesburg, Afrika Selatan.
MIKTA: Koalisi Lima Negara Kunci
MIKTA merupakan forum dialog informal yang terdiri dari Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia. Diciptakan sebagai wadah untuk membahas dan mengembangkan solusi kolektif atas isu-isu global, MIKTA berfokus pada kerja sama lintas sektor yang mencakup pembangunan berkelanjutan, perdamaian, dan keamanan internasional. Pertemuan tahun ini bertepatan dengan Konferensi Tingkat Menteri Luar Negeri G20, menambah bobot signifikan bagi diskusi yang berlangsung.
Pemimpin di Tengah Tantangan Global
Dalam pertemuan tersebut, Arrmanatha menggarisbawahi tantangan-tantangan global yang memerlukan perhatian segera, seperti perubahan iklim, krisis kesehatan, ketegangan geopolitik, dan pemulihan ekonomi pascapandemi. “MIKTA harus berada di garis depan dalam memperjuangkan reformasi institusi global agar lebih responsif dan adil bagi semua negara,” tegas Arrmanatha.
Beliau menekankan perlunya kolaborasi yang lebih erat di antara negara-negara anggota MIKTA untuk menyumbangkan visi yang progresif dan solusi konkret terhadap berbagai masalah global. Salah satu inisiatif yang disarankan adalah penguatan kerja sama dalam bidang teknologi dan inovasi untuk mencapai target pembangunan berkelanjutan.
Dukungan terhadap Reformasi Institusi Global
Dalam konteks reformasi PBB, Arrmanatha menekankan pentingnya pembaruan Dewan Keamanan PBB agar lebih mencerminkan realitas global saat ini. "Reformasi perlu dilakukan agar dapat lebih inklusif dalam menghadapi tantangan keamanan internasional yang semakin kompleks," ujar Arrmanatha.
Sebagai bagian dari tatanan global yang terus berubah, Arrmanatha menyoroti kebutuhan mendesak untuk mereformasi institusi-institusi global lainnya seperti WTO dan WHO. Menurutnya, MIKTA seharusnya menjadi pendorong reformasi dengan menawarkan perspektif yang beragam demi menciptakan kebijakan yang lebih adil dan berkelanjutan.
Mendorong Kerja Sama Ekonomi
Sektor ekonomi juga menjadi salah satu fokus utama dalam pertemuan ini. Arrmanatha mendorong peningkatan kerja sama ekonomi antar anggota MIKTA, terutama dalam pemulihan ekonomi global pascapandemi. “Kami mendukung percepatan perdagangan multilateral yang adil dan inklusif,” katanya, seraya menekankan perlunya kebijakan ekonomi yang mendorong pertumbuhan di negara berkembang.
Dalam konteks digitalisasi, Arrmanatha menyoroti pentingnya transformasi digital sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi di masa depan. Beliau menyarankan para anggota MIKTA untuk memperkuat kolaborasi dalam bidang teknologi informasi guna meningkatkan efisiensi dan daya saing dalam perekonomian internasional.
Solidaritas dalam Menghadapi Krisis Global
Sehubungan dengan krisis kesehatan, Arrmanatha menegaskan solidaritas di kalangan MIKTA dalam memastikan akses yang adil terhadap vaksin dan perawatan kesehatan. “Kerja sama ini penting untuk menghindari ketimpangan yang dapat menghambat pemulihan global,” ujarnya.
Pertemuan di Johannesburg juga membahas ancaman dari perubahan iklim yang semakin nyata. Kepentingan bersama dalam mengatasi dampak lingkungan menjadi salah satu fokus diskusi dengan menitikberatkan pada pengembangan energi terbarukan dan mitigasi bencana. Arrmanatha mengajak anggota MIKTA untuk mengambil langkah nyata dalam mengurangi emisi karbon dan menggalakkan penelitian serta inovasi lingkungan.
Kilas Balik dan Masa Depan MIKTA
Sejak didirikan pada tahun 2013, MIKTA telah berperan penting dalam memfasilitasi dialog dan kerja sama di berbagai sektor. Pertemuan di Johannesburg ini menjadi refleksi perjalanan MIKTA selama lebih dari satu dekade dalam membangun jembatan di antara kekuatan menengah dunia ini.
Arrmanatha menekankan bahwa MIKTA harus terus memainkan peran sentral di panggung internaǵsional dengan menekankan pentingnya dialog konstruktif dan solusi multilateral. "Kini saatnya MIKTA menunjukkan kepemimpinannya dan berpartisipasi aktif dalam mempengaruhi kebijakan global untuk masa depan yang lebih baik," imbuhnya.
Pertemuan ini diakhiri dengan kesepakatan untuk terus melanjutkan upaya kolaboratif di berbagai bidang dan memperkuat peran MIKTA sebagai motor penggerak reformasi dan inovasi untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Dengan semangat kolaboratif dan inklusif ini, MIKTA diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan perubahan positif di kancah internasional.