Erick Thohir

Erick Thohir Puji Performa Timnas U 17 di Piala Kemerdekaan

Erick Thohir Puji Performa Timnas U 17 di Piala Kemerdekaan
Erick Thohir Puji Performa Timnas U-17 di Piala Kemerdekaan

JAKARTA - Keikutsertaan Timnas Indonesia U-17 pada ajang Piala Kemerdekaan 2025 menjadi sorotan publik sepak bola nasional. Meskipun tidak berhasil keluar sebagai juara, skuad asuhan Nova Arianto mampu menorehkan prestasi membanggakan dengan menempati posisi runner up. Perjalanan Garuda Muda di turnamen ini memberikan pelajaran berharga, baik dari segi teknis maupun mental, sebagaimana ditegaskan langsung oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.

Dalam kompetisi yang diikuti tim-tim kuat dunia, Timnas U-17 menjalani tiga laga. Mereka menahan imbang Tajikistan, mencatat kemenangan meyakinkan 2-0 atas Uzbekistan, namun harus mengakui keunggulan Mali dengan skor tipis 1-2. Hasil tersebut menempatkan Indonesia di peringkat kedua, sementara Mali tampil sebagai kampiun setelah menunjukkan produktivitas luar biasa dengan torehan 11 gol hanya dalam tiga pertandingan.

Lawan Berat Jadi Ujian Penting

Kekalahan dari Mali menjadi salah satu momen penting yang dibicarakan publik. Pasalnya, Mali bukan tim sembarangan. Negara asal Afrika itu dikenal sebagai kekuatan besar di level usia muda dan bahkan menempati posisi ketiga pada Piala Dunia U-17 2023.

“Melawan tim kuat seperti Mali yang punya kualitas kelas dunia dan sempat menempati peringkat ketiga pada Piala Dunia U-17 2023, Timnas U-17 bermain begitu berani dan memberikan perlawanan yang sengit,” kata Erick Thohir melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Selasa, 19 Agustus 2025.

Pernyataan Erick menunjukkan apresiasi terhadap keberanian para pemain muda Garuda. Meski kalah tipis, keberanian menghadapi tim sekelas Mali dianggap sebagai bekal penting untuk menghadapi kompetisi yang lebih besar, yakni Piala Dunia U-17 mendatang.

Proses Membangun Mental dan Kematangan

Lebih dari sekadar hasil akhir, Erick menilai bahwa keikutsertaan Timnas U-17 di Piala Kemerdekaan 2025 merupakan bagian penting dalam proses membangun mental serta kematangan skuad muda. Menurutnya, tiga laga yang dijalani sudah cukup untuk menguji daya tahan fisik, kemampuan teknis, dan terutama mental bertanding para pemain.

“Menurutnya, tiga laga di Piala Kemerdekaan 2025 menjadi bagian membangun mental dan kematangan pemain Timnas Indonesia U-17. Para pemain harus memiliki mental yang kuat agar mampu memberikan yang terbaik saat menghadapi negara-negara besar di Piala Dunia U-17 nanti,” tegas Erick.

Dengan mental yang terasah, pemain muda Indonesia diharapkan tidak hanya sekadar tampil, tetapi juga bersaing dengan tim-tim elite dunia. Erick pun menambahkan, “Terus berprogres untuk membawa Garuda mendunia,” seraya menekankan pentingnya progres berkelanjutan.

Antusiasme Publik yang Tinggi

Selain mengulas performa teknis, Erick Thohir juga menyoroti tingginya dukungan masyarakat. Stadion Utama Sumatra Utara sebagai venue turnamen dipenuhi antusiasme penonton. Hal ini dianggap sebagai bukti bahwa kehadiran Timnas, meski di level usia muda, tetap mendapatkan tempat istimewa di hati pecinta sepak bola nasional.

Atmosfer penuh semangat dari suporter tidak hanya memotivasi pemain, tetapi juga menunjukkan besarnya harapan publik terhadap perkembangan sepak bola Indonesia. Dukungan langsung dari tribun memberikan energi tambahan bagi skuad Garuda Muda dalam menghadapi lawan-lawan tangguh.

Modal Menuju Piala Dunia U-17

Hasil di Piala Kemerdekaan 2025 memang bukan puncak dari perjalanan, melainkan langkah awal menuju ajang yang lebih besar. Timnas Indonesia U-17 masih memiliki pekerjaan rumah untuk memperbaiki konsistensi dan mengasah kemampuan individual maupun kolektif.

Namun, pengalaman menghadapi tim seperti Tajikistan, Uzbekistan, dan terutama Mali menjadi modal berharga. Mereka belajar bagaimana menghadapi tekanan, menahan ritme permainan lawan, serta menemukan cara untuk bangkit di tengah situasi sulit. Semua itu akan sangat berguna saat berkompetisi di Piala Dunia U-17.

Bagi Nova Arianto sebagai pelatih, turnamen ini juga memberikan gambaran nyata tentang kapasitas tim yang ia tangani. Kelebihan dan kekurangan terlihat jelas, sehingga program latihan dan strategi ke depan bisa lebih terarah.

Pesan Erick untuk Garuda Muda

Pesan Erick Thohir kepada para pemain jelas: jangan cepat puas, tetapi terus belajar dan berproses. Mental baja dan kematangan adalah kunci untuk bisa bersaing di panggung dunia. Dalam konteks pembinaan jangka panjang, turnamen semacam Piala Kemerdekaan bisa menjadi laboratorium penting bagi regenerasi sepak bola Indonesia.

“Terus berprogres untuk membawa Garuda mendunia,” ujarnya menegaskan kembali. Kalimat tersebut menjadi motivasi agar seluruh pemain muda Indonesia tidak sekadar bermain, tetapi juga menanamkan mental juara dalam setiap pertandingan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index