Insentif Dinilai Jadi Kunci Dongkrak Penjualan Industri Otomotif Tahun Depan

Senin, 22 Desember 2025 | 11:14:41 WIB
Insentif Dinilai Jadi Kunci Dongkrak Penjualan Industri Otomotif Tahun Depan

JAKARTA - Pelaku industri otomotif nasional menilai dukungan kebijakan berupa insentif masih sangat dibutuhkan untuk menjaga momentum pasar pada tahun mendatang. 

Di tengah kondisi permintaan yang belum sepenuhnya pulih, berbagai pabrikan yang memiliki fasilitas produksi di Indonesia berharap adanya langkah strategis pemerintah untuk mendorong penjualan sekaligus menjaga keberlangsungan industri secara menyeluruh.

Dorongan tersebut dinilai penting karena sektor otomotif memiliki efek berganda terhadap perekonomian nasional. Mulai dari penyerapan tenaga kerja, rantai pasok komponen, hingga kontribusi terhadap penerimaan negara. Tanpa adanya stimulus yang tepat, kekhawatiran perlambatan industri dinilai masih akan membayangi sepanjang tahun depan.

Insentif Dipandang Efektif Dorong Pemulihan Pasar

Marketing Director PT Toyota Astra Motor, Jap Ernando Demily, menyampaikan bahwa pengalaman di masa lalu menunjukkan insentif mampu menjadi katalis penting dalam memulihkan pasar otomotif. Ia mencontohkan kebijakan relaksasi pajak penjualan atas barang mewah atau PPnBM pada tahun 2021.

Pada periode tersebut, penjualan mobil nasional tercatat meningkat signifikan hingga 66,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut Ernando, kondisi pasar saat ini memiliki kemiripan, di mana permintaan belum kembali optimal dan produksi dalam negeri perlu terus dijaga agar tidak melemah.

Ia menilai intervensi kebijakan yang tepat dapat memperkuat ekosistem industri otomotif dari hulu hingga hilir. Dengan demikian, insentif tidak hanya berdampak pada peningkatan penjualan jangka pendek, tetapi juga menjaga stabilitas industri dalam jangka panjang.

Evaluasi Arah Kebijakan Insentif Jadi Perhatian

Lebih lanjut, Ernando menekankan pentingnya evaluasi terhadap arah kebijakan insentif yang saat ini telah berjalan. Menurutnya, fokus insentif sebaiknya tidak semata-mata pada peningkatan angka penjualan, tetapi juga memperkuat fondasi industri otomotif nasional secara menyeluruh.

Keseimbangan antara pertumbuhan permintaan dan keberlanjutan industri menjadi poin yang ditekankan. Hal ini mencakup kesiapan industri dalam menghadapi transisi teknologi, termasuk elektrifikasi, tanpa mengabaikan daya saing dan keberlangsungan pelaku usaha di dalam negeri.

“Kebijakan insentif terutama pada model elektrifikasi yang ada saat ini tentu perlu kita evaluasi bersama ya, terkait bagaimana dampaknya pada market secara keseluruhan. 

Lebih dari itu, kebijakan yang diluncurkan baiknya tidak hanya berdampak positif pada market tetapi juga industri otomotif secara keseluruhan. Sehingga pertumbuhan demand masyarakat bisa sejalan dengan pertumbuhan industri nasional,” kata Ernando.

Insentif Bantu Konsumen Ambil Keputusan Pembelian

Pandangan serupa juga disampaikan Marketing Director PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy. Menurutnya, insentif merupakan salah satu faktor penting yang dapat membantu konsumen dalam mengambil keputusan pembelian kendaraan, khususnya saat kondisi pasar sedang melemah.

Billy menilai bahwa insentif mampu memberikan dorongan psikologis bagi konsumen untuk melakukan transaksi. Namun demikian, ia mengingatkan bahwa capaian penjualan dalam skala besar tetap dipengaruhi oleh banyak variabel lain, seperti kondisi ekonomi makro dan daya beli masyarakat.

“Honda melihat insentif sebagai salah satu faktor yang dapat mendorong permintaan dan mempermudah keputusan pembelian kendaraan. Namun pencapaian volume hingga satu juta unit tetap perlu dikaji lebih lanjut karena dipengaruhi kondisi ekonomi dan daya beli. Insentif pemerintah dapat membantu menjaga momentum industri saat pasar melemah,” ujar Billy.

Dukungan terhadap Kebijakan Pemerintah Tetap Kuat

Billy juga menyampaikan keyakinannya bahwa pemerintah memiliki pertimbangan menyeluruh dalam menentukan arah dan bentuk insentif yang paling tepat bagi industri otomotif nasional. Menurutnya, kebijakan tersebut tentu disusun agar sejalan dengan tujuan pembangunan jangka panjang dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Ia menegaskan bahwa apapun bentuk insentif yang nantinya diterapkan, pihaknya percaya pemerintah akan tetap mengedepankan prinsip keadilan bagi seluruh teknologi kendaraan. Dengan demikian, industri dapat tumbuh secara seimbang tanpa memihak pada satu segmen tertentu.

“Apapun bentuk insentifnya, kami yakin pemerintah memiliki kebijakan yang mendukung industri dan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, dan apapun bentuk insentifnya kami yakin pemerintah memiliki kebijakan yang baik dan adil untuk semua teknologi kendaraan,” kata Billy.

Insentif Langsung ke Konsumen Dinilai Lebih Cepat Berdampak

Sementara itu, Marketing Director PT Jetour Sales Indonesia, Moch Ranggy Radiansyah, menilai insentif yang langsung menyasar konsumen akan memberikan dampak yang lebih cepat terhadap penjualan.

Menurutnya, kebijakan yang bersentuhan langsung dengan konsumen akan segera terasa di pasar, terutama di tengah kondisi daya beli masyarakat yang masih cenderung berhati-hati. Meski demikian, Jetour tetap menyatakan dukungannya terhadap kebijakan pemerintah secara umum.

“Kalau insentif yang dampaknya langsung ke konsumen, itu pasti ada pengaruh ke penjualan secara langsung. Tapi secara umum, Jetour mendukung kebijakan pemerintah terutama yang terkait dengan industri,” ujar Ranggy.

Data Penjualan Jadi Sinyal Perlunya Stimulus

Kebutuhan akan insentif juga tercermin dari data penjualan industri otomotif nasional. Berdasarkan catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, penjualan mobil secara wholesales selama periode Januari hingga Oktober 2025 tercatat sebanyak 634.844 unit.

Angka tersebut mengalami penurunan sekitar 10,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 711.064 unit. Data ini menjadi sinyal bahwa pasar masih memerlukan dorongan tambahan agar kembali bergairah.

Dengan kondisi tersebut, para pelaku industri berharap adanya kebijakan insentif yang terukur dan tepat sasaran. Harapannya, insentif tidak hanya mampu mendongkrak penjualan dalam jangka pendek, tetapi juga memperkuat daya saing industri otomotif nasional secara berkelanjutan di masa depan.

Terkini