JAKARTA - Kemenangan Real Madrid atas Talavera di ajang Copa del Rey sejatinya memastikan langkah Los Blancos ke babak berikutnya. Namun, hasil positif tersebut justru terasa hambar dan memunculkan tanda tanya besar terkait stabilitas tim.
Alih-alih menuai pujian, performa Madrid malah memantik gelombang kritik tajam dari publik dan media.
Real Madrid dipaksa bekerja keras menghadapi Talavera, tim yang secara level berada jauh di bawah mereka. Kemenangan tipis dengan skor 3-2 tidak mencerminkan dominasi yang seharusnya ditunjukkan raksasa Spanyol tersebut. Situasi inilah yang membuat sorotan terhadap Xabi Alonso semakin tajam.
Tekanan terhadap sang pelatih pun meningkat drastis. Banyak pihak menilai kemenangan tersebut tidak cukup untuk menutupi penampilan yang dinilai jauh dari standar Real Madrid. Masa depan Alonso kini menjadi bahan perbincangan serius di lingkungan klub.
Kemenangan Sulit Lawan Tim Underdog
Laga di Estadio El Prado berjalan jauh dari ekspektasi pendukung Real Madrid. Los Blancos sempat unggul dan terlihat menguasai pertandingan, namun perlahan kehilangan kendali seiring berjalannya waktu. Talavera justru mampu memberikan perlawanan sengit yang membuat Madrid kewalahan.
Tim tuan rumah, yang menghuni zona degradasi divisi tiga Spanyol, tampil tanpa beban. Mereka memanfaatkan kelengahan lini belakang Madrid dan sukses mencetak dua gol yang membuat jalannya laga menegangkan hingga menit akhir. Situasi ini jelas tidak seharusnya terjadi pada tim sekelas Real Madrid.
Kemenangan tersebut akhirnya diraih dengan penuh perjuangan. Namun, hasil akhir itu dinilai lebih menyerupai peringatan keras ketimbang pencapaian yang patut dirayakan. Banyak pengamat menilai Madrid lolos dengan cara yang tidak meyakinkan.
Tekanan Besar Menghantui Xabi Alonso
Sorotan utama pascalaga tertuju pada Xabi Alonso. Sebagai pelatih, dia dianggap bertanggung jawab atas performa tim yang tidak stabil. Media Spanyol bahkan menggambarkan posisinya kini seperti berjalan di atas es tipis.
Kemenangan atas Talavera dinilai tidak cukup meredam keraguan yang sudah muncul sebelumnya. Publik Santiago Bernabeu menuntut permainan yang lebih solid, agresif, dan mencerminkan identitas Real Madrid. Ketika hal itu tidak terlihat, tekanan terhadap pelatih otomatis meningkat.
Manajemen klub dikabarkan terus memantau situasi dengan saksama. Laga berikutnya melawan Sevilla disebut-sebut akan menjadi ujian krusial bagi Alonso. Hasil dan performa di pertandingan tersebut berpotensi menentukan arah masa depannya.
Amarah Fans Tak Terbendung
Alih-alih merayakan kelolosan ke babak selanjutnya, para pendukung Real Madrid justru meluapkan kekecewaan. Banyak Madridista merasa tim kesayangannya tampil terlalu lamban dan kehilangan intensitas, terutama di babak kedua.
Permainan Kylian Mbappe dan rekan-rekannya dianggap tidak menggigit. Aliran bola terkesan monoton dan mudah dipatahkan oleh Talavera. Situasi ini membuat Real Madrid nyaris kehilangan keunggulan yang sudah mereka bangun sejak awal laga.
Kiper Andriy Lunin menjadi salah satu sosok penyelamat dalam pertandingan tersebut. Beberapa penyelamatan krusialnya mencegah Madrid dari kemungkinan hasil yang lebih memalukan. Tanpa aksinya, hasil laga bisa saja berbeda.
“Saya melihat banyak kemarahan di antara para penggemar Real Madrid,” ungkap jurnalis Dani Garrido kepada Cadena SER.
“Real Madrid melaju ke babak 16 besar, bertahan mati-matian setelah babak kedua di mana mereka bermain dengan kecepatan siput. Talavera kalah dengan terhormat di depan pendukung tuan rumah mereka,” tulis laporan AS.
Sorotan Tajam Media Spanyol
Media-media Spanyol tidak menahan diri dalam mengkritik performa Los Blancos. Mereka menilai ada sedikit peningkatan dari sisi etos kerja, tetapi kualitas permainan tetap jauh dari harapan. Kritik ini semakin mempertegas bahwa kemenangan tersebut tidak sepenuhnya meyakinkan.
Marca menyebut posisi Alonso kini berada dalam situasi yang tidak aman. Tekanan publik dan ekspektasi tinggi membuat setiap pertandingan menjadi ujian berat baginya. Kesalahan kecil bisa berujung pada keputusan besar dari manajemen klub.
Fakta bahwa Talavera mampu mencetak dua gol di menit-menit akhir menjadi alarm serius bagi pertahanan Madrid. Lini belakang dinilai rapuh dan mudah kehilangan konsentrasi, sesuatu yang sangat berbahaya jika terus berlanjut di laga-laga besar.
Jika bukan karena performa gemilang Lunin, situasi Alonso mungkin sudah jauh lebih genting. Media menilai kemenangan ini lebih sebagai penundaan masalah, bukan solusi jangka panjang bagi Real Madrid.
Ke depan, tantangan yang dihadapi Los Blancos dipastikan tidak semakin mudah. Tekanan untuk tampil dominan dan konsisten akan terus mengiringi setiap langkah tim. Bagi Xabi Alonso, waktu untuk membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih Real Madrid tampaknya semakin sempit.
Kemenangan atas Talavera memang menjaga langkah Madrid tetap hidup di Copa del Rey. Namun, cara mereka menang justru membuka kembali perdebatan besar soal arah permainan dan kepemimpinan di pinggir lapangan. Jika tidak ada perbaikan signifikan, kemenangan pahit ini bisa menjadi awal dari keputusan besar di Santiago Bernabeu.