CMNP Siapkan Anggaran Capex Infrastruktur Hingga Rp6,1 Triliun 2026

Rabu, 03 Desember 2025 | 09:03:09 WIB
CMNP Siapkan Anggaran Capex Infrastruktur Hingga Rp6,1 Triliun 2026

JAKARTA - Kesiapan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (IDX: CMNP) dalam menggarap sejumlah proyek jalan tol strategis kembali ditegaskan melalui alokasi belanja modal yang meningkat signifikan pada 2026. 

Perusahaan mengumumkan proyeksi capex sebesar Rp6,1 triliun, atau hampir dua kali lipat dibandingkan realisasi Tahun Buku 2025 yang tercatat Rp3,22 triliun.

Kenaikan ini mencerminkan intensitas pengerjaan proyek-proyek tol yang saat ini sedang dan akan terus berjalan. Penguatan pendanaan menjadi tahap penting mengingat skala proyek yang dikerjakan CMNP memiliki nilai investasi besar, khususnya untuk pengembangan konektivitas wilayah dan kelanjutan pembangunan ruas jalan strategis.

Direktur CMNP, Hasyim, menegaskan bahwa sebagian besar kebutuhan pendanaan tersebut akan diserap untuk penyelesaian proyek utama perusahaan. 

Fokus ini menunjukkan bagaimana 2026 menjadi momentum krusial bagi CMNP dalam menyelesaikan agenda konstruksi yang sudah berlangsung serta menyempurnakan komitmen penyediaan infrastruktur publik.

Rincian Alokasi Capex untuk Setiap Proyek Tol

Hasyim menjelaskan bahwa dari total capex Rp6,1 triliun pada 2026, sebanyak Rp5,88 triliun dipastikan akan dialokasikan langsung untuk pengerjaan berbagai proyek strategis CMNP. 

Porsi terbesar, yaitu Rp3,73 triliun, akan diarahkan pada pengembangan lanjutan proyek HBR 2-CMNP yang saat ini menjadi salah satu proyek prioritas perusahaan.

Selain itu, CMNP juga masih melanjutkan kewajiban penyelesaian finansial melalui pelunasan sisa utang kontraktor Cisumdawu sebesar Rp1,09 triliun. Penyelesaian ini menjadi bagian dari penguatan struktur pendanaan perusahaan, sekaligus memastikan kelancaran proyek yang sebelumnya berjalan.

Alokasi lainnya mencakup Rp414 miliar untuk ruas tol Desari Seksi 3 dan 4, dan Rp35 miliar untuk proyek Pluit-Karang (PLURA). Tidak hanya itu, CMNP juga menyiapkan Rp338 miliar untuk pengembangan rest area Cisumdawu dan Rp276 miliar untuk proyek Bojong Totor.

“Adapun untuk capex operasional di sepanjang 2026 diproyeksikan Rp220 miliar,” ujar Hasyim saat paparan publik di Jakarta, Selasa.

Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan menempatkan keseimbangan antara kebutuhan proyek utama dan penguatan fasilitas operasional sebagai bagian dari strategi keberlanjutan bisnis.

Sumber Pendanaan: Kas, Pinjaman, dan Rights Issue

Untuk memenuhi kebutuhan capex 2026, CMNP telah menyiapkan sejumlah skema pendanaan. Hasyim menyampaikan bahwa perusahaan akan mengoptimalkan kas operasional, mengajukan pinjaman bank atau lembaga keuangan, serta mempertimbangkan opsi aksi korporasi melalui rights issue.

“Cuma untuk rencana rights issue di 2026 masih berbentuk opsi. Kalau pinjaman dari bank bunganya cukup kompetitif, maka kami akan pinjaman dari bank. Kemungkian jadi atau tidaknya rights issue itu pada akhir semester I lah,” tegasnya.

Dari total kebutuhan, perusahaan menargetkan penggunaan dana internal senilai Rp194 miliar. Sementara itu, pinjaman bank diperkirakan mencapai Rp3,75 triliun, dengan posisi yang cukup besar dalam menopang kebutuhan pendanaan proyek.

“Sumber pendanaan lainnya dari aksi korporasi berupa rights issue dengan nilai emisi mencapai Rp2,2 triliun. Tetapi, rights issue ini masih merupakan opsi ya. Bisa saja kami akan menggantinya dengan pinjaman ke bank atau lembaga keuangan lainnya,” tambah Hasyim.

Sejauh ini, terdapat beberapa bank yang menyatakan siap mendukung pembiayaan proyek tol CMNP. Di antaranya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Selain itu, perusahaan juga berpotensi memperoleh dukungan pendanaan dari PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI.

“Sejauh ini kita mengandalkan pendanaan dari dua bank itu, BRI dan BSI. Serta satu lembaga SMI tersebut. Kami juga melihat saat ini likuditas perbankan sedang bagus, jadi kalau suku bunganya kompetitif di bawah double digit, pilihan loan dari bank lebih menarik,” jelasnya.

Kondisi likuiditas perbankan yang stabil menjadi faktor penting yang memengaruhi keputusan pendanaan perusahaan. Dengan bunga pinjaman yang berada pada level bersaing, CMNP memiliki fleksibilitas dalam menentukan opsi paling efisien untuk mengeksekusi agenda investasinya.

Realisasi Capex 2025 sebagai Dasar Perencanaan 2026

Hasyim juga memaparkan realisasi capex perseroan sepanjang 2025 yang mencapai Rp3,22 triliun. Angka tersebut memberikan gambaran mengenai intensitas investasi yang telah dilakukan dan menjadi dasar bagi perusahaan dalam memperkirakan kebutuhan yang lebih besar pada 2026.

Pada Tahun Buku 2025, penggunaan terbesar diarahkan untuk proyek HBR 2-CMNP dengan nilai Rp1,8 triliun. Selain itu, terdapat pembayaran utang kontraktor Cisumdawu-CKJT senilai Rp1,05 triliun sebagai kelanjutan penyelesaian pembiayaan proyek tersebut.

Proyek lainnya yang mendapat alokasi mencakup PLURA senilai Rp3 miliar, Desari Seksi 3-4 senilai Rp28 miliar, rest area Cisumdawu sebesar Rp192 miliar, serta proyek Bojong Totor senilai Rp74 miliar. Untuk capex operasional CMNP pada 2025, perusahaan mencatat kebutuhan sebesar Rp68 miliar.

Melalui realisasi tersebut, perusahaan menilai perlunya percepatan pendanaan di 2026 untuk mengimbangi progres fisik proyek. Kebutuhan yang lebih besar pada tahun berikutnya tidak hanya mencerminkan peningkatan pekerjaan, tetapi juga upaya mempercepat penyelesaian proyek-proyek prioritas.

Terkini