Kota Batu Siapkan Integrasi Transportasi Hadapi Lonjakan Wisatawan Nataru

Rabu, 03 Desember 2025 | 09:03:07 WIB
Kota Batu Siapkan Integrasi Transportasi Hadapi Lonjakan Wisatawan Nataru

JAKARTA - Menjelang periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pemerintah Kota Batu mulai mengadopsi pendekatan integratif untuk memastikan kelancaran mobilitas wisatawan. 

Daerah yang dikenal sebagai salah satu destinasi utama di Jawa Timur tersebut memproyeksikan kenaikan signifikan jumlah kunjungan. Karena itu, kesiapan transportasi menjadi prioritas agar aktivitas wisata tetap dapat berjalan tanpa hambatan.

Langkah yang ditempuh tidak hanya mengandalkan moda transportasi yang telah tersedia, tetapi juga mengatur ulang konektivitas antar-angkutan. Integrasi ini diharapkan mampu mendukung arus pergerakan yang lebih efisien di tengah padatnya kunjungan pada periode puncak liburan.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Batu, Hendri Suseno, menuturkan bahwa dinamika transportasi pada tahun ini memiliki tantangan tersendiri. Kehadiran layanan Trans Jatim rute Malang–Batu menjadi elemen baru yang turut memengaruhi pola mobilitas pengunjung.

Trans Jatim Jadi Penopang Baru dari Arah Malang

Menurut Hendri, hadirnya layanan Trans Jatim rute Malang–Batu membawa dampak positif bagi pergerakan wisatawan. Pengunjung dari Malang kini memiliki opsi perjalanan yang lebih praktis tanpa harus membawa kendaraan pribadi. Hal ini sekaligus menjadi solusi awal dalam menekan volume kendaraan yang masuk ke Kota Batu.

“Kehadiran Trans Jatim Malang Raya sangat membantu wisatawan yang hendak berkunjung ke Kota Batu,” ujarnya saat dihubungi detikJatim, Selasa.

Menurutnya, transportasi massal tersebut berperan penting dalam mengurangi kepadatan yang biasanya terjadi pada akses utama menuju kota wisata tersebut. Namun demikian, Pemkot Batu menyadari bahwa keberadaan Trans Jatim saja tidak cukup untuk mengakomodasi lonjakan pengunjung yang diprediksi terjadi selama masa liburan.

Karena itu, berbagai strategi tambahan disiapkan untuk memastikan wisatawan dapat mencapai lokasi wisata dengan lebih mudah setelah turun dari moda transportasi utama.

Penambahan Shuttle, Angkutan, dan Ojek di Titik Strategis

Untuk mendukung integrasi transportasi, Pemkot Batu merancang penambahan moda penghubung yang menjangkau destinasi wisata dari titik-titik kedatangan. Langkah ini menjadi salah satu solusi untuk mengurangi ketergantungan wisatawan terhadap kendaraan pribadi di dalam kota.

“Rencananya untuk strategi integrasi transportasi nanti akan ditambah shuttle, angkutan, atau bahkan ojek yang bisa membantu wisatawan semakin dekat dengan tujuan wisata,” tambah Hendri.

Penambahan moda transportasi ini direncanakan berada di titik-titik strategis yang menjadi lokasi turunnya penumpang Trans Jatim dan angkutan lain. Dengan begitu, wisatawan hanya perlu berpindah ke shuttle atau ojek untuk mencapai tempat tujuan tanpa harus berjalan jauh.

Selain memberikan kemudahan, strategi ini juga diharapkan mengurangi beban lalu lintas di jalur utama Kota Batu. Wisatawan dapat berpindah kendaraan lebih cepat, sementara arus kendaraan pribadi berkurang karena sebagian pengunjung memilih moda alternatif.

Integrasi moda transportasi ini juga menjadi bagian dari upaya jangka panjang Pemkot Batu dalam meningkatkan pengalaman berwisata. Dengan sistem transportasi yang lebih terarah, kualitas kunjungan dapat ditingkatkan, dan destinasi dapat diakses dengan lebih nyaman.

Kendaraan Pribadi Ditata, Kantong Parkir Besar Disiapkan

Selain menambah moda penghubung, Pemkot Batu juga memberikan perhatian khusus kepada kendaraan pribadi yang masih menjadi pilihan banyak wisatawan. Untuk mengurangi potensi kemacetan di dalam kota, skema penataan parkir menjadi salah satu langkah yang dipersiapkan.

“Tentu akan ada kantong parkir besar. Tetapi detailnya masih akan dibahas besok Rabu bersama polisi, Dishub dan pihak-pihak terkait lainnya untuk memastikan pengaturannya tepat. Intinya agar wisatawan dapat berlibur dengan nyaman dan aman,” katanya.

Kantong parkir besar ini akan diakses melalui jalur tertentu, lalu wisatawan dapat berpindah ke shuttle atau angkutan yang telah disiapkan. Sistem ini dinilai efektif mengurangi konsentrasi kendaraan pribadi di pusat kota, terutama pada jam kunjungan tertinggi.

Pemkot Batu menyadari bahwa mobilitas yang padat tanpa pengaturan yang tepat dapat menurunkan kenyamanan pengunjung. Karena itu, integrasi antara kantong parkir, shuttle, dan rekayasa arus lalu lintas akan menjadi satu kesatuan strategi.

Skenario Rekayasa Lalu Lintas Siap Diterapkan

Sebagai antisipasi puncak kunjungan, Dishub Kota Batu menyiapkan beberapa opsi rekayasa lalu lintas yang dapat diterapkan secara situasional. Hendri menegaskan bahwa penerapan skenario tersebut akan menyesuaikan kondisi di lapangan.

Hingga saat ini, berbagai kemungkinan tersebut meliputi rekayasa buka-tutup arus, pengalihan jalur tertentu, serta pengaturan waktu lalu lintas yang disesuaikan dengan volume kendaraan. Langkah-langkah ini akan diaktifkan sesuai kebutuhan agar aliran kendaraan dapat dikendalikan secara optimal.

Hendri memastikan bahwa setiap kebijakan akan dibahas bersama pihak kepolisian dan lintas instansi sehingga pelaksanaannya dapat berjalan efektif. Tujuan utamanya adalah menjamin kenyamanan dan keamanan wisatawan yang berkunjung selama periode Nataru.

Dengan kombinasi strategi integrasi moda transportasi, penataan parkir, hingga rekayasa lalu lintas, Pemkot Batu berupaya menciptakan perjalanan yang jauh lebih tertata. Upaya ini diharapkan tidak hanya mengurai kemacetan saat libur panjang, tetapi juga meningkatkan kualitas layanan transportasi jangka panjang di kota wisata tersebut.

Terkini