Saham Batu Bara Masih Menarik Investor Besar Akhir 2025

Jumat, 07 November 2025 | 14:14:14 WIB
Saham Batu Bara Masih Menarik Investor Besar Akhir 2025

JAKARTA - Menjelang akhir 2025, saham emiten pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap menjadi incaran investor institusi global, termasuk BlackRock Inc. 

Hal ini menunjukkan bahwa prospek sektor energi fosil masih dianggap menguntungkan meski dunia tengah mendorong transisi energi bersih.

Menurut data perdagangan terbaru, saham-saham perusahaan batu bara mencatat pergerakan yang stabil, bahkan beberapa mengalami kenaikan signifikan. 

Investor besar seperti BlackRock menilai potensi dividen dan arus kas dari sektor ini masih menarik, terutama karena permintaan batu bara global belum menunjukkan penurunan drastis.

Kinerja Saham Batu Bara

Beberapa saham batu bara unggulan di BEI yang menjadi sorotan investor besar antara lain:

PT Adaro Energy Tbk (ADRO): Memiliki kapasitas produksi tinggi dan jaringan ekspor luas ke Asia.

PT Bumi Resources Tbk (BUMI): Salah satu produsen terbesar di Indonesia dengan cadangan batu bara yang signifikan.

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG): Fokus pada kualitas batu bara premium yang diminati pasar global.

PT Harum Energy Tbk (HRUM): Memiliki diversifikasi tambang dan proyek ekspor strategis.

Kinerja saham-saham ini didorong oleh harga batu bara yang masih bertahan di atas US$110 per ton, serta dukungan kontrak jangka panjang dengan pembeli di Asia.

Faktor yang Membuat Batu Bara Menarik

Harga Komoditas Stabil
Harga batu bara global tetap berada di level tinggi dibandingkan rata-rata historis, sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan tambang dan investor.

Permintaan Global Masih Kuat
Meskipun tren energi terbarukan meningkat, permintaan batu bara untuk pembangkit listrik di Asia, khususnya China dan India, tetap tinggi.

Dividen Menarik
Sebagian besar emiten batu bara rutin memberikan dividen yang stabil, menjadi daya tarik tambahan bagi investor institusi seperti BlackRock.

Posisi Strategis di Pasar Asia
Indonesia menjadi salah satu eksportir batu bara terbesar di dunia, sehingga perusahaan tambang memiliki pasar ekspor yang luas.

Pandangan Analis dan Investor

Analis pasar modal menyebut bahwa saham batu bara masih layak dimasukkan ke portofolio menjelang akhir tahun. Mereka menekankan bahwa meski ada risiko regulasi dan fluktuasi harga global, fundamental perusahaan tambang masih kuat.

Seorang analis dari lembaga riset lokal mengatakan, “Investor institusi seperti BlackRock mencari saham yang mampu memberikan imbal hasil konsisten. Batu bara dengan harga stabil dan permintaan kuat menjadi pilihan logis.”

Selain itu, beberapa investor mengamati bahwa saham batu bara dapat menjadi hedge terhadap inflasi energi, terutama di tengah volatilitas harga minyak dan gas global.

Prospek 2026

Ke depan, saham batu bara diperkirakan akan tetap menjadi aset strategis bagi investor besar, meski tekanan global untuk transisi energi bersih terus meningkat. 

Analis memprediksi bahwa perusahaan dengan cadangan besar, kontrak ekspor kuat, dan efisiensi operasional tinggi akan lebih diminati pasar, sementara perusahaan kecil dengan likuiditas terbatas mungkin menghadapi tantangan.

BlackRock dan investor institusi lainnya kemungkinan akan terus memantau kinerja saham batu bara, terutama di tengah harga komoditas yang masih menarik dan kebutuhan energi di Asia yang belum tergantikan sepenuhnya oleh energi terbarukan.

Terkini