Museum Agung Mesir Resmi Dibuka Dekat Piramida Giza

Kamis, 06 November 2025 | 11:32:29 WIB
Museum Agung Mesir Resmi Dibuka Dekat Piramida Giza

JAKARTA - Setelah hampir dua dekade pembangunan, Museum Agung Mesir (GEM) resmi dibuka pada 1 November 2025 di kawasan ikonik Piramida Giza. 

Dengan biaya pembangunan sekitar USD 1 miliar (Rp16,7 triliun), museum ini bukan hanya menjadi ruang pamer artefak kuno, tetapi juga simbol ambisi Mesir untuk menghidupkan kembali kejayaan peradaban kuno melalui teknologi modern dan desain yang memukau.

Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi menyebut museum ini sebagai babak baru sejarah Mesir. “Kita sedang menulis babak baru sejarah masa kini dan masa depan dalam kisah bangsa kuno ini,” katanya, dikutip ABC News.

Pembukaan resmi museum ditandai dengan upacara meriah yang menampilkan pertunjukan cahaya, musik, drone, dan kembang api yang memukau di luar bangunan.

Upacara Meriah dan Kehadiran Pemimpin Dunia

Acara pembukaan museum menjadi sorotan internasional. Selain pergelaran seni yang spektakuler, sejumlah pemimpin dunia hadir menyaksikan peresmian GEM.

 Dari sekitar 80 negara, tamu hadir termasuk Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, Perdana Menteri Belanda Dick Schoof, Raja Spanyol Felipe VI, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, serta para menteri dan putra mahkota negara Arab.

Upacara tersebut menghadirkan penari dengan kostum firaun, dimahkotai hiasan kepala emas, memegang tongkat kerajaan, serta diiringi orkestra internasional. Pemerintah Mesir juga menetapkan hari libur umum, mencetak perangko dan koin peringatan emas dan perak untuk menandai momentum penting ini.

Harta Karun Tutankhamun dan Koleksi Lengkap Artefak

Museum seluas 24.000 meter persegi ini menyimpan sekitar 57.000 artefak, termasuk koleksi lengkap harta Raja Tutankhamun yang telah lama dinantikan. Lebih dari 5.000 artefak, termasuk topeng emas pemakaman ikonis, kini dipamerkan utuh untuk pertama kalinya sejak penemuan makam pada 1922.

Sebelumnya, koleksi Tutankhamun dipajang di Museum Mesir yang sempit di pusat Kairo, dengan sebagian masih tersimpan di gudang. Direktur museum Ahmed Ghoneim menjelaskan, keunggulan GEM adalah bagaimana koleksi disajikan sebagai narasi kehidupan dan pemerintahan raja, bukan sekadar objek yang berdiri sendiri.

Selain Tutankhamun, pengunjung juga bisa melihat perahu surya Firaun Khufu, ditemukan pada 1954 di dekat Piramida Agung. Perahu kayu ini direkonstruksi dari 1.700 potongan kayu dan dipamerkan secara interaktif untuk memperlihatkan proses restorasinya.

Teknologi Modern untuk Narasi Budaya

GEM mengintegrasikan teknologi canggih untuk pengalaman pengunjung yang dinamis. Museum menggunakan augmented reality, mixed reality, simulasi digital, dan penceritaan imersif, sementara AI akan segera diterapkan untuk memperkaya narasi sejarah Mesir kuno.

Roisin Heneghan, pendiri Heneghan Peng Architects, menyatakan desain museum dirancang agar selaras secara matematis dengan Piramida Giza. 

Tangga Agung setinggi enam lantai menampilkan sekitar 60 artefak monumental, berpuncak pada pemandangan tiga piramida ikonik. Desain ini memastikan artefak ditampilkan dalam konteks sejarah yang harmonis dan memperkuat keterhubungan dengan lanskap kuno Mesir.

Pengunjung juga akan disambut patung Raja Ramses II setinggi 11 meter, yang sebelumnya berdiri di Lapangan Ramses Kairo dan kini dipindahkan ke GEM pada 2006. Ke-12 galeri utama menelusuri sejarah Mesir dari era prasejarah hingga Yunani-Romawi, mengeksplorasi kehidupan masyarakat, kerajaan, dan kepercayaan mereka.

Dorongan Pariwisata dan Strategi Masa Depan

Museum Agung Mesir bukan sekadar ruang pamer, tetapi bagian dari strategi pemerintah untuk menggandakan jumlah wisatawan dari 15,7 juta pada 2024 menjadi 30 juta pada 2030. GEM diperkirakan menarik lima juta pengunjung setiap tahunnya, sekaligus menjadi pusat konservasi terbesar di Timur Tengah.

Pembangunan GEM dimulai pada 2002, konstruksi utama pada 2005, dan sempat terhambat akibat Arab Spring pada 2011 sebelum dilanjutkan sepenuhnya pada 2016. 

Selain mendongkrak pariwisata, museum ini menjadi platform memperkenalkan Mesir kuno kepada dunia, sekaligus memanfaatkan kekuatan budaya untuk meningkatkan reputasi global negara.

Di Indonesia, pengelolaan museum lokal juga sedang diperkuat untuk menarik pengunjung. Museum Nasional Indonesia, misalnya, mencetak rekor kunjungan 12.735 orang dalam sehari pada Desember 2024, menunjukkan minat publik terhadap cagar budaya dan sejarah terus meningkat.

Terkini