PLTMH Anggi I Hemat BBM Rp 6,7 Miliar per Tahun

Kamis, 30 Oktober 2025 | 14:37:38 WIB
PLTMH Anggi I Hemat BBM Rp 6,7 Miliar per Tahun

JAKARTA - Transformasi energi di Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, kini mulai terasa nyata. Sejak beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Anggi I pada Maret 2023, masyarakat di wilayah tersebut tidak lagi bergantung pada listrik berbasis bahan bakar minyak (BBM). 

Inisiatif energi baru terbarukan (EBT) ini berhasil menghemat biaya pembelian solar hingga Rp 6,7 miliar per tahun, sekaligus memperkuat kemandirian energi daerah terpencil di Indonesia Timur.

Sebelum PLTMH Anggi I hadir, pasokan listrik di kawasan pegunungan ini masih mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Penggunaan solar dalam jumlah besar menjadi beban berat bagi masyarakat dan pemerintah, terlebih harga BBM di daerah pegunungan jauh lebih tinggi dibandingkan wilayah lain.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menyebutkan bahwa PLTMH Anggi I dengan kapasitas 1x150 kilowatt (kW) kini telah menyalurkan listrik ke sekitar 1.500 rumah tangga di Pegunungan Arfak.

“Kami laporkan, BBM yang bisa dihemat Rp 6,7 miliar per tahun,” ujar Eniya dalam peresmian PLTMH Anggi yang disaksikan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia secara daring dari Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (29/10/2025).

Listrik 24 Jam, Akhiri Ketergantungan pada Diesel

PLTMH Anggi I tidak hanya menghadirkan listrik yang lebih efisien, tetapi juga membuka babak baru bagi warga Arfak untuk menikmati penerangan sepanjang hari. Sebelumnya, pasokan listrik dari PLTD hanya mampu menyala selama enam jam per hari, sehingga membatasi kegiatan ekonomi masyarakat.

Pemerintah kini melanjutkan kesuksesan tersebut melalui pembangunan PLTMH Anggi Tahap II berkapasitas 250 kW. Proyek yang ditandai dengan seremoni groundbreaking pada hari yang sama ini ditargetkan dapat melistriki hingga 2.700 pelanggan secara penuh selama 24 jam.

“Yang tadinya menggunakan diesel hanya 6 jam, ini nantinya bisa mengaliri rumah tangga 24 jam yang sepenuhnya dari EBT. Daerah ini satu kabupaten dapat 100 persen menghilangkan penggunaan diesel,” ujar Eniya.
“Ini luar biasa komitmen pemerintah daerah dan masyarakat. Mudah-mudahan tahun depan selesai seluruhnya,” tambahnya.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk mempercepat transisi energi nasional, sekaligus mewujudkan target Indonesia Net Zero Emission 2060 melalui optimalisasi potensi energi air di wilayah terpencil.

PLTMH Wairara di NTT Jadi Model Energi Desa

Tak hanya di Papua Barat, proyek energi bersih juga dikembangkan di wilayah lain Indonesia Timur. Pemerintah melalui Kementerian ESDM turut meresmikan PLTMH Wairara di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang memiliki kapasitas 128 kW.

Pembangkit tersebut sudah beroperasi sejak November 2022 dan melayani kebutuhan listrik 105 rumah tangga, termasuk fasilitas umum seperti sekolah, puskesmas, kantor pemerintahan, gereja, serta sarana sosial masyarakat lainnya.

Keberadaan PLTMH Wairara tidak hanya menghadirkan akses listrik yang stabil, tetapi juga menumbuhkan kegiatan ekonomi produktif masyarakat lokal, misalnya pengolahan hasil pertanian, kerajinan tangan, dan tenun ikat khas Sumba Timur.

Program ini menjadi contoh konkret bagaimana energi terbarukan berperan dalam memberdayakan masyarakat desa dan mempercepat pemerataan pembangunan di kawasan tertinggal.

Dampak Ekonomi dan Sosial dari Energi Mikro Hidro

Wakil Menteri ESDM Yuliot menjelaskan bahwa beroperasinya PLTMH di berbagai daerah, termasuk di Sumba Timur dan Pegunungan Arfak, telah membawa sejumlah manfaat nyata bagi masyarakat.

“PLTMH Wairara telah memberikan dampak positif, antara lain menyediakan akses terhadap energi bersih, mendorong kegiatan ekonomi lokal dan usaha produktif seperti pengembangan tenun ikat khas Sumba Timur, serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatkan kemandirian energi desa,” ujar Yuliot.

Selain mendukung kegiatan ekonomi, PLTMH juga mengurangi emisi karbon dan biaya logistik BBM, yang selama ini menjadi tantangan utama dalam penyediaan listrik di wilayah terpencil. Dengan biaya operasional yang rendah dan umur infrastruktur yang panjang, PLTMH menjadi solusi berkelanjutan bagi daerah yang memiliki potensi aliran sungai dan topografi curam.

Kementerian ESDM juga menilai bahwa kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat lokal merupakan kunci keberhasilan pengembangan energi terbarukan di tingkat desa. Dukungan teknis dan sosial menjadi faktor penting agar sistem pembangkit dapat beroperasi secara optimal dan berkelanjutan.

Langkah Nyata Menuju Transisi Energi Hijau

Kesuksesan proyek PLTMH Anggi I dan Wairara menjadi contoh nyata komitmen Indonesia dalam memperluas akses energi bersih. Selain memberikan dampak ekonomi langsung melalui penghematan BBM miliaran rupiah per tahun, kedua proyek ini juga memperkuat ketahanan energi nasional dan mendukung agenda pembangunan hijau.

Pemerintah terus mendorong replikasi proyek serupa di daerah lain, terutama di kawasan timur Indonesia yang memiliki potensi energi air melimpah namun masih menghadapi keterbatasan infrastruktur listrik.

Dengan semangat kolaborasi dan dukungan kebijakan yang konsisten, Indonesia diharapkan mampu mempercepat pemanfaatan energi baru terbarukan sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.

Energi Mikro Hidro, Pilar Kemandirian Energi Daerah

Hadirnya PLTMH Anggi I di Pegunungan Arfak membuktikan bahwa energi bersih dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menghemat biaya negara. Dengan penghematan Rp 6,7 miliar per tahun, proyek ini bukan hanya menghasilkan listrik, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi lokal dan memperkuat kemandirian energi desa.

Langkah serupa yang diterapkan di Sumba Timur semakin menegaskan bahwa energi mikro hidro berperan penting dalam mewujudkan pemerataan energi dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia Timur.
Melalui program-program seperti ini, pemerintah meneguhkan komitmen untuk menghadirkan energi bersih bagi seluruh rakyat Indonesia—dari pelosok pegunungan hingga pesisir nusantara.

Terkini