12 Makanan Khas Ngawi Legendaris, Enak dan Murah Meriah

Kamis, 30 Oktober 2025 | 13:22:35 WIB
12 Makanan Khas Ngawi Legendaris, Enak dan Murah Meriah

JAKARTA - Ngawi, kabupaten kecil di Jawa Timur, ternyata menyimpan kekayaan rasa yang tak kalah dari kota-kota besar. Selain dikenal karena pesona sejarah Benteng Van den Bosch dan panorama alamnya yang menenangkan, kota ini juga menjadi surga kuliner tradisional yang menggoda. 

Dari menu sarapan legendaris hingga camilan sore yang manis, kuliner khas Ngawi selalu punya cerita tentang tradisi, kebersamaan, dan kesederhanaan hidup masyarakatnya.

Menariknya, hampir semua makanan khas Ngawi dijual dengan harga bersahabat tanpa mengorbankan cita rasa. Di setiap warung dan pasar tradisional, aroma rempah, bumbu kacang, hingga wangi daun pisang menyambut siapa pun yang datang. Inilah pesona kuliner Ngawi—sederhana, autentik, dan tak lekang oleh waktu.

Berikut daftar 12 makanan khas Ngawi yang terkenal dan legendaris, disusun dari pagi hingga malam agar kamu tahu kapan dan di mana waktu terbaik untuk menikmatinya.

1. Pecel Lethok: Sarapan Klasik yang Tak Pernah Lekang Zaman

Hampir setiap pagi di Ngawi dimulai dengan aroma Pecel Lethok. Hidangan ini merupakan kombinasi nasi hangat, sayur rebus, sambal kacang gurih, dan sambal tumpang dari tempe semangit. Ciri khasnya terletak pada penggunaan daun jati sebagai alas pincuk, yang memberikan aroma alami dan rasa lebih sedap.

Kombinasi rasa pedas, gurih, dan sedikit asam dari sambal tumpang menjadikan Pecel Lethok berbeda dari pecel daerah lain. Dengan harga yang murah, kuliner ini bukan sekadar sarapan, tetapi juga bagian dari budaya makan masyarakat Ngawi. Tak heran jika warung pecel selalu ramai sejak fajar menyingsing.

2. Tahu Tepo dan Ayam Panggang Bringin: Kuliner Siang Penuh Cita Rasa

Tahu Tepo adalah perpaduan unik antara potongan tahu goreng, telur dadar, dan lontong segitiga khas bernama tepo. Kuahnya berasal dari campuran kecap, air asam jawa, dan bumbu halus yang menciptakan rasa gurih dan manis seimbang. Bentuk tepo yang segitiga membuat tampilannya khas sekaligus praktis disantap.

Berbeda waktu, di Kecamatan Bringin kamu bisa mencicipi Ayam Panggang Bringin, kuliner pedesaan yang menggunakan ayam kampung berbumbu rempah tradisional. Proses pemanggangan perlahan membuat dagingnya lembut dan beraroma asap yang menggoda. 

Hidangan ini makin nikmat dengan sambal korek dan lalapan segar. Makan siang dengan ayam panggang ndeso di warung sederhana menjadi pengalaman kuliner yang otentik dan penuh cita rasa khas desa.

3. Ikan Bakar Waduk Pondok dan Wedang Cemue: Rasa Alam dan Kehangatan Malam

Menjelang sore, suasana Waduk Pondok menjadi lokasi sempurna untuk menikmati Ikan Bakar di warung apung yang tersebar di sekitarnya. Pilihannya beragam—nila, gurami, hingga patin—yang dibakar dengan bumbu tradisional khas Jawa Timur. Aroma rempah dan udara segar waduk menjadikan makan di sini pengalaman tak terlupakan.

Saat malam tiba dan udara mulai dingin, waktunya menyeruput Wedang Cemue, minuman khas Ngawi yang terbuat dari santan, jahe, gula, kacang tanah, dan potongan roti tawar. Uniknya, wedang ini ditaburi bawang goreng, memberikan kontras rasa gurih dan manis yang menenangkan. 

Wedang Cemue bukan hanya minuman, melainkan simbol kehangatan dan keramahan warga Ngawi terhadap tamunya.

4. Ketan Bubuk Mono Suko, Botok, dan Camilan Tradisional: Penutup Hari yang Mengenyangkan

Sore hari di alun-alun Ngawi sering diwarnai aroma Ketan Bubuk Mono Suko—camilan dari ketan kukus yang ditaburi bubuk kacang sangrai atau kelapa parut. Rasanya gurih-manis dan teksturnya lembut, cocok untuk teman minum teh atau kopi.

Ngawi juga dikenal dengan dua hidangan botok khasnya: Botok Tawon dan Botok Wagal. Botok Tawon dibuat dari sarang lebah lengkap dengan larvanya, dibumbui kelapa parut, cabai, dan rempah, lalu dikukus dalam daun pisang. 

Sementara Botok Wagal menggunakan ikan patin dengan bumbu serupa, menghasilkan aroma gurih yang menggugah selera. Keduanya menjadi bukti kreativitas masyarakat Ngawi dalam mengolah bahan lokal menjadi hidangan unik dan lezat.

Tak kalah menarik, pasar-pasar tradisional Ngawi dipenuhi jajanan ringan seperti Intip Ketan dan Keripik Tempe. Intip Ketan dibuat dari kerak nasi ketan yang dikeringkan lalu digoreng hingga renyah, diberi taburan gula dan kelapa parut. Camilan ini sering dijadikan oleh-oleh karena tahan lama.

Sementara Keripik Tempe telah menjadi ikon kuliner Ngawi. Terbuat dari tempe kedelai yang diiris tipis, dibalut tepung berbumbu, lalu digoreng hingga garing, camilan ini digemari berbagai kalangan. Produksinya bahkan menjadi tulang punggung ekonomi rumah tangga di daerah ini, menjadikan Ngawi dijuluki “Kota Keripik Tempe”.

Cita Rasa Lokal yang Tetap Bertahan di Tengah Zaman

Dari Pecel Lethok hingga Keripik Tempe, kuliner Ngawi menunjukkan bagaimana masyarakatnya menjaga tradisi rasa tanpa kehilangan inovasi. Keunikan bahan, cara pengolahan, serta harga yang bersahabat membuatnya tetap digemari lintas generasi.

Lebih dari sekadar makanan, tiap hidangan khas Ngawi adalah potret budaya dan filosofi hidup masyarakatnya: sederhana, gotong royong, dan selalu menghargai warisan leluhur.

Bagi wisatawan, menikmati kuliner khas Ngawi bukan hanya soal mencicipi rasa, tapi juga mengenal karakter masyarakatnya yang hangat dan bersahaja. Jadi, jika kamu berkesempatan mengunjungi kota ini, jangan lewatkan pengalaman mencicipi 12 makanan khasnya yang legendaris — enak, murah, dan penuh cerita.

Terkini