Tiga Agenda Bank Sentral Dunia Siap Guncang Crypto

Selasa, 16 September 2025 | 15:10:51 WIB
Tiga Agenda Bank Sentral Dunia Siap Guncang Crypto

JAKARTA - Pasar cryptocurrency memasuki minggu yang bisa menjadi salah satu paling menentukan di bulan September 2025. Bukan hanya karena fluktuasi harga Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), atau altcoin, melainkan juga karena agenda besar dari tiga bank sentral dunia—The Fed (AS), Bank of England (BoE), dan Bank of Japan (BoJ).

Ketiganya akan mengambil keputusan penting terkait suku bunga dan arah kebijakan moneter. Di saat bersamaan, data ekonomi seperti klaim pengangguran dan penjualan ritel AS juga akan dirilis, menambah lapisan volatilitas bagi pasar global. Investor crypto pun kini bersiap menghadapi pekan penuh kejutan.

The Fed Jadi Fokus Utama

Panggung utama minggu ini ada di Amerika Serikat. Federal Open Market Committee (FOMC) dijadwalkan mengumumkan keputusan suku bunga pada Rabu, 17 September pukul 18:00 UTC atau Kamis dini hari WIB.

Menurut CME FedWatch, probabilitas terbesar adalah pemangkasan 25 basis poin dengan peluang 96,4%, sementara hanya 3,6% kemungkinan The Fed memilih langkah lebih agresif, yakni pemangkasan 50 basis poin.

Ekspektasi tersebut lahir dari pelemahan pasar tenaga kerja AS yang terlihat dari naiknya klaim pengangguran. Inflasi memang sudah relatif terkendali, sehingga fokus The Fed kini bergeser pada menjaga stabilitas tenaga kerja.

Meski begitu, bank investasi JPMorgan mengingatkan risiko skenario “Sell the News”. Artinya, meski pasar sudah memproyeksikan pemangkasan, harga aset bisa saja berbalik turun setelah pengumuman karena investor lebih memilih mengamankan keuntungan.

Dampaknya bagi crypto jelas terasa. Keputusan Jerome Powell dan peta proyeksi ekonomi The Fed akan menentukan arah arus likuiditas global—apakah semakin mendukung reli Bitcoin atau justru memicu aksi jual.

Inggris dan Data Ekonomi AS Tambah Ketidakpastian

Sehari setelah pengumuman The Fed, giliran Bank of England (BoE) yang akan menentukan suku bunga. Tingginya inflasi Inggris masih jadi alasan utama BoE menahan diri untuk tidak buru-buru melonggarkan kebijakan.

Jika BoE tetap hawkish, artinya kebijakan moneter global cenderung ketat, meski The Fed mulai melunak. Sebaliknya, jika ada sinyal pelonggaran, pasar bisa menilai bank sentral besar mulai sinkron dalam menurunkan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Bersamaan dengan keputusan BoE, AS juga merilis tiga data krusial: klaim pengangguran mingguan, indeks manufaktur Philadelphia, dan laporan penjualan ritel Agustus.

Data tenaga kerja dan konsumsi akan menjadi barometer cepat kondisi ekonomi. Klaim pengangguran tinggi atau penurunan penjualan ritel bisa memperkuat alasan pemangkasan suku bunga lanjutan. Sebaliknya, data yang solid justru memberi ruang bagi The Fed untuk lebih lama mempertahankan kebijakan ketat.

Untuk crypto, hasil-hasil data tersebut bisa langsung memicu volatilitas, terutama di altcoin yang memiliki likuiditas lebih tipis dibanding Bitcoin atau Ethereum.

Jepang Berpotensi Mengejutkan

Agenda terakhir minggu ini datang dari Asia. Bank of Japan (BoJ) akan mengumumkan kebijakan suku bunga pada Rabu, 19 September pukul 03:00 UTC atau 10:00 WIB.

Berbeda dengan The Fed dan BoE, BoJ selama ini dikenal dengan kebijakan ultra-longgar. Mereka bahkan menerapkan kontrol imbal hasil obligasi sebagai upaya menjaga biaya pinjaman tetap rendah.

Namun analis menilai jika ada tanda-tanda perubahan, misalnya mulai mengetatkan kebijakan atau menghapus kontrol imbal hasil, dampaknya bisa meluas. Yen berpotensi menguat tajam, arus modal global bisa berbalik ke Jepang, dan likuiditas untuk aset berisiko—termasuk crypto—berkurang.

Dengan demikian, keputusan BoJ bisa menjadi pemicu tambahan bagi gejolak pasar di paruh kedua pekan ini.

Kondisi Terkini Pasar Crypto

Kapitalisasi pasar crypto sempat menembus $4 triliun sebelum melemah tipis ke $4,13 triliun di awal pekan. Bitcoin dua kali menembus $116.000 dalam 24 jam terakhir, meski sempat kembali ke $115.000 sebelum pulih. Resistance di level ini masih menjadi penghalang utama bagi reli lebih lanjut.

Ethereum masih bergerak sideways di kisaran $4.630 setelah sempat menyentuh $4.700 akhir pekan lalu. Sementara itu, mayoritas altcoin justru melemah lebih tajam, termasuk XRP, Solana, Cardano, dan Chainlink.

Meski tekanan jual terasa, sejumlah analis melihat crypto masih cukup tangguh. Nick Ruck, Direktur LVRG Research, menilai aset digital kini semakin dianggap sebagai instrumen lindung nilai terhadap stagflasi dan pelemahan ekonomi global. Menurutnya, siklus positif crypto masih bisa berlanjut hingga 2026 dengan dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang lebih longgar.

Kesimpulan: Pekan Penentu Arah Crypto

Tiga keputusan bank sentral dunia ditambah sederet data ekonomi menjadikan pekan ketiga September 2025 sebagai titik krusial bagi pasar crypto. The Fed akan menjadi pusat perhatian, namun sikap BoE dan langkah BoJ juga tidak kalah penting dalam membentuk sentimen global.

Bitcoin, Ethereum, dan altcoin akan sangat sensitif terhadap setiap pernyataan maupun data resmi. Investor pun dituntut disiplin dalam mengatur risiko, tidak terjebak euforia, dan terus memantau perkembangan global.

Crypto memang penuh peluang, tetapi hanya mereka yang memahami dinamika makro global yang bisa bertahan dan memanfaatkannya.

Terkini

13 Rekomendasi Aplikasi Online Shop Terbaik 2025

Selasa, 16 September 2025 | 21:32:52 WIB

10 Rekomendasi Asuransi Mobil Terbaik 2025

Selasa, 16 September 2025 | 21:32:50 WIB

15 Makanan Sehat untuk Diet dan Bikin Cepat Kurus

Selasa, 16 September 2025 | 21:32:50 WIB

10 Tempat Main Padel Jakarta, Lokasi, dan Harga Sewanya

Selasa, 16 September 2025 | 21:32:49 WIB