Kementerian ESDM Targetkan Investasi Hilirisasi Sektor Energi Capai US 618 Miliar Hingga 2040

Selasa, 25 Februari 2025 | 13:38:17 WIB
Kementerian ESDM Targetkan Investasi Hilirisasi Sektor Energi Capai US 618 Miliar Hingga 2040

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia telah menetapkan target ambisius dalam pengembangan sektor energi dan sumber daya mineral. Dalam upaya meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, kementerian menargetkan investasi dalam program hilirisasi pada sektor ini untuk mencapai angka fantastis sebesar US$618 miliar atau sekitar Rp10.079,58 triliun, dengan perhitungan kurs Rp16.310, hingga tahun 2040.

Program hilirisasi ini menjadi penekanan utama bagi pemerintahan Indonesia sebagai langkah strategis untuk meningkatkan daya saing dan kontribusi sektor energi dan sumber daya mineral terhadap perekonomian nasional. Langkah ini bukan hanya untuk meningkatkan pendapatan negara tetapi juga untuk menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat industri dalam negeri, dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan mentah.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif, menyatakan bahwa investasi ini terutama akan difokuskan pada pengembangan industri hilir di bidang pertambangan dan energi terbarukan. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mewujudkan ketahanan energi nasional yang berkelanjutan. "Kita ingin agar sumber daya alam yang kita miliki bisa diolah dan memberikan nilai tambah di dalam negeri sebelum diekspor," ujar Arifin dalam sebuah pernyataan.

Lebih lanjut, Arifin menjelaskan bahwa sektor pertambangan, khususnya nikel dan bauksit, merupakan fokus utama karena Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan ini. "Kita punya cadangan nikel yang sangat besar, dan ini adalah kesempatan bagi kita untuk bisa menjadi pemain utama di industri baterai lithium yang sangat dibutuhkan di era kendaraan listrik mendatang," jelasnya.

Selain itu, industri energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya dan tenaga bayu juga menjadi prioritas. Pengembangan energi terbarukan di Indonesia dinilai sangat penting mengingat potensi yang dimiliki tetapi masih belum dimanfaatkan dengan optimal. "Kami menargetkan bahwa pada tahun 2040, kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi nasional bisa mencapai 23%," tambah Arifin.

Namun, mencapai target tersebut bukan tanpa tantangan. Salah satunya adalah memastikan bahwa regulasi yang ada dapat mendukung investasi dan pengembangan infrastruktur hilirisasi. Untuk itu, Kementerian ESDM berkomitmen untuk terus melakukan pembenahan regulasi agar iklim investasi dapat lebih kondusif. "Kita butuh regulasi yang tidak hanya mendukung tetapi juga mempercepat realisasi investasi," tegas Arifin.

Tidak hanya itu, Kementerian juga menyoroti pentingnya penguatan kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta untuk mewujudkan investasi besar ini. Ketua Dunia Usaha Energi Indonesia, Bapak Hadi Surya, menyatakan dukungannya terhadap langkah ESDM ini. “Kolaborasi merupakan kunci. Kita perlu bekerja sama untuk mewujudkan visi besar ini. Pelaku usaha siap mendukung dengan inovasi dan teknologi yang kami miliki,” ungkap Hadi.

Sementara itu, dari sisi pendanaan, Arifin menyebutkan bahwa peran lembaga keuangan baik domestik maupun internasional sangat krusial. Pemerintah telah melakukan pembicaraan dengan beberapa lembaga keuangan untuk menyiapkan skema pendanaan yang efektif. "Ini investasi besar, dan kami terbuka untuk skema pendanaan yang memungkinkan, seperti kemitraan publik-swasta," tambah Arifin.

Program hilirisasi sektor energi dan sumber daya mineral ini mendapat perhatian tidak hanya dari pemerintah pusat tetapi juga investor internasional. Memanfaatkan momentum global yang beralih pada ekonomi hijau dan berkelanjutan, Indonesia berupaya menarik lebih banyak investasi hijau. Upaya ini diharapkan dapat membawa Indonesia menuju era baru dalam pengelolaan sumber daya dan menjadikan negara ini pemimpin di kawasan Asia Tenggara dalam industri energi yang berkelanjutan.

Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah dan dukungan dari berbagai pihak, target investasi US$618 miliar pada tahun 2040 bukanlah hal yang mustahil. Sebaliknya, hal ini menjadi batu loncatan untuk mempercepat transformasi ekonomi dan memberikan manfaat maksimal bagi rakyat dan negara. Arifin menutup dengan optimisme, "Ini adalah masa depan kita. Dengan kerja keras dan kolaborasi, kita bisa mencapainya."

Adapun informasi lebih lanjut mengenai implementasi dan perkembangan program ini akan terus dipantau dan disampaikan kepada publik, memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam setiap langkah yang diambil oleh pemerintah dalam mencapai tujuan besarnya tersebut.

Terkini