Pengertian Pondasi Strauss, Kelebihan, Metode, dan Harganya

Bru
Kamis, 31 Juli 2025 | 08:21:24 WIB
pengertian pondasi strauss

Pengertian pondasi strauss adalah teknik pondasi tanpa mesin, sering dipilih karena menjaga mutu beton tetap kuat dan tahan lama.

Bagi mereka yang sudah lama berkecimpung di dunia teknik bangunan, tentu sudah tidak asing lagi dengan metode pondasi ini. 

Salah satu alasan metode ini banyak digunakan adalah kemampuannya dalam mempertahankan kualitas beton secara optimal sehingga tahan terhadap berbagai gangguan eksternal.

Tahapan awal pengerjaan pondasi ini diawali dengan menyiapkan berbagai peralatan seperti pipa, mata bor, batang penghubung, dan alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam proses pengeboran manual. 

Persiapan alat ini biasanya berlangsung singkat, bahkan hanya memerlukan waktu beberapa menit saja. Setelah semua perlengkapan siap, proses pengeboran pun bisa langsung dilakukan.

Diameter pengeboran biasanya disesuaikan dengan standar metode ini, yaitu sekitar 25 hingga 30 cm. Prosesnya dilakukan dengan memutar mata bor sambil menekannya ke dalam tanah hingga mencapai beban maksimum yang diperlukan. 

Setelah tanah tergali, material tanah yang menempel di alat bor akan langsung diangkat dan dibuang ke luar lokasi pengeboran.

Keberadaan teknik ini dalam dunia konstruksi bukanlah hal baru. Banyak pihak memilih metode ini karena diyakini lebih mampu menjaga mutu beton yang dihasilkan. 

Secara keseluruhan, metode strauss pile sering dijadikan pilihan utama demi memastikan hasil bangunan yang tahan lama dan kuat. 

Jika kamu masih belum memahami sepenuhnya metode ini, ulasan ini bisa menjadi panduan awal untuk mengenal lebih jauh pengertian pondasi strauss dan proses pelaksanaannya.

Pengertian Pondasi Strauss

Pengertian pondasi strauss mengacu pada salah satu jenis pondasi bangunan yang dibuat tanpa melibatkan penggunaan mesin, melainkan dengan cara menggali tanah secara manual menggunakan bor auger yang dioperasikan oleh tenaga manusia. 

Meskipun dikerjakan secara manual, metode ini tergolong sederhana serta tidak menghasilkan kebisingan yang mengganggu lingkungan sekitar.

Teknik ini tidak memerlukan peralatan mesin yang rumit, menjadikannya lebih praktis dan efisien. Pondasi semacam ini umumnya diterapkan pada bangunan rumah atau gedung bertingkat dua hingga tiga lantai. 

Untuk memastikan hasil beton yang kuat, lubang bor yang digunakan harus benar-benar bersih dari lumpur, sehingga kualitas hasil pengecoran tetap terjaga.

Kalau dilihat dari fungsinya, strauss pile memiliki kesamaan dengan pondasi bore pile, namun lebih cocok diterapkan pada tanah yang lunak. Ukuran standar kedalamannya berkisar antara 6 hingga 10 meter dengan diameter sekitar 30 cm. 

Proses pengerjaan meliputi beberapa tahapan, mulai dari persiapan alat, pengeboran, pemasangan besi tulangan, hingga proses pengecoran beton. Perhitungan untuk pondasi jenis ini juga dapat bervariasi tergantung dari jenis proyek yang sedang dikerjakan.

Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan meliputi ukuran diameter dan kedalaman lubang bor, serta kondisi tanah di lokasi tersebut—apakah kering atau lunak. 

Bila tanah dalam keadaan kering, pengerjaan pondasi dapat dilakukan dengan lebih mudah dan hanya membutuhkan sekitar empat orang dalam satu tim bor manual.

Dari segi biaya, pengerjaan pondasi strauss pile dihitung berdasarkan tiga hal utama: seberapa dalam pengeboran dilakukan dalam satuan meter, seberapa besar diameternya, serta berapa banyak titik bor yang dibutuhkan dalam proyek tersebut. 

Namun, secara umum, faktor kedalaman menjadi penentu utama dalam menentukan biayanya.

Jika dibandingkan dengan metode bor pile, strauss pile hanya bisa diaplikasikan pada kondisi tanah yang lunak. Metode bor pile sendiri mampu menjangkau lapisan tanah keras sesuai hasil uji sondir tanah. 

Selain itu, bor pile dengan teknik bor basah cenderung membuat area kerja menjadi kotor karena menghasilkan lumpur dalam jumlah banyak, berbeda dengan strauss pile yang tidak menggunakan air secara besar-besaran sehingga jauh lebih bersih.

Bor pile umumnya menggunakan mesin diesel, sehingga menimbulkan suara bising meski tanpa getaran seperti yang terjadi pada metode pondasi tiang pancang. 

Sementara itu, strauss pile dikerjakan sepenuhnya oleh tenaga manusia tanpa bantuan mesin, sehingga prosesnya lebih senyap.

Dari sisi anggaran, biaya pembuatan pondasi strauss pile lebih ekonomis, bahkan bisa mencapai 30% lebih murah dibandingkan dengan bor pile. 

Ditambah lagi, metode bor pile mesin biasanya membutuhkan biaya tambahan untuk mobilisasi dan demobilisasi peralatan. Jumlah set alat strauss pile pun lebih fleksibel, mudah disesuaikan dengan volume pekerjaan. 

Sebaliknya, jumlah alat bor pile mesin sangat tergantung pada kondisi lapangan seperti luas area proyek dan ketersediaan air, yang semuanya harus dipertimbangkan dengan cermat.

Kelebihan dan Kelemahan Pondasi Strauss Pile

Setelah memahami secara menyeluruh cara kerja dan fungsi pondasi jenis ini, penting juga untuk mengetahui apa saja keunggulan dan kekurangannya. 

Seperti halnya teknik konstruksi lainnya, metode ini memiliki sisi positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan proyek. 

Dengan begitu, kamu bisa menentukan apakah teknik ini cocok untuk bagian tertentu dari pembangunan yang sedang direncanakan.

Keunggulan

Penerapan teknik ini ternyata menyimpan sejumlah manfaat yang membuat banyak pihak tertarik menggunakannya dalam pekerjaan konstruksi. Berikut beberapa poin kelebihannya:

a. Lebih hemat biaya

Dari segi pengeluaran, metode ini dikenal lebih ekonomis bila dibandingkan dengan teknik pondasi lainnya. 

Hal inilah yang membuatnya menjadi pilihan populer dalam pembangunan berbagai jenis bangunan. Walaupun harganya terbilang rendah, kualitas hasilnya tetap bisa diandalkan.

b. Waktu pelaksanaan relatif cepat

Selain dari sisi biaya, pengerjaan pondasi ini juga tidak memakan banyak waktu. Dalam kondisi normal, prosesnya bisa dirampungkan hanya dalam waktu sekitar satu minggu. 

Ini tentu lebih efisien bila dibandingkan dengan teknik lain yang lebih kompleks. Alat-alat yang digunakan pun bisa disesuaikan dengan jumlah pekerjaan yang direncanakan.

c. Minim kerusakan tanah

Pemasangan pondasi terkadang bisa menyebabkan keretakan di permukaan tanah. Namun dengan metode ini, risiko tersebut lebih kecil terjadi karena prosesnya bertumpu pada lapisan tanah bagian bawah. 

Teknik ini juga tergolong ramah lingkungan, terjangkau secara biaya, dan tetap menghasilkan pondasi yang kuat. Bagi kamu yang ingin membangun dengan kualitas yang baik, metode ini patut dipertimbangkan.

Kekurangan

Walau memiliki banyak kelebihan, penting juga untuk memahami keterbatasannya. Penentuan metode yang tepat perlu memperhatikan kecocokan antara teknik yang digunakan dengan kondisi lahan serta jenis bangunan yang akan dibangun. 

Beberapa hal berikut merupakan kelemahan dari teknik ini:

a. Kedalaman terbatas

Penerapannya paling efektif di area tanah lunak, tetapi hanya bisa menjangkau kedalaman hingga sekitar 10 meter. Karena keterbatasan ini, teknik ini kurang cocok digunakan untuk bangunan bertingkat tinggi lebih dari tiga lantai.

b. Diameter tiang tidak besar

Batas diameter tiang yang bisa dibuat dengan metode ini pun terbatas, umumnya hanya tersedia dalam ukuran 20 cm, 25 cm, atau paling besar 40 cm, tergantung dari jenis bor yang digunakan. 

Jika bangunan yang akan dibangun membutuhkan struktur yang lebih besar, maka teknik ini mungkin tidak memadai.

c. Potensi kerusakan internal

Meski pengerjaannya terbilang sederhana, pelaksanaannya tetap harus dilakukan oleh tenaga profesional. Jika pencampuran bahan beton tidak sesuai takaran atau standar, maka ada risiko bagian dalam pondasi menjadi keropos. 

Oleh karena itu, diperlukan keterampilan dan ketelitian agar hasil akhir tetap kuat dan tahan lama.

Metode Pondasi Straus Pile

Walaupun proses pembangunan pondasi ini bisa dilakukan secara manual, bukan berarti semuanya bisa dikerjakan hanya dengan tangan kosong. 

Dalam pelaksanaannya, tetap dibutuhkan sejumlah peralatan sederhana seperti mata bor dan perlengkapan lainnya untuk mendukung setiap tahapan kerja. Berikut adalah urutan metode yang digunakan dalam pengerjaan jenis pondasi ini:

1. Tahap Persiapan

Langkah awal sebelum memulai pengerjaan adalah mempersiapkan semua alat yang diperlukan. 

Beberapa perlengkapan yang wajib disiapkan meliputi pipa, mata bor, batang penggerak, serta alat bantu lainnya yang relevan dengan pekerjaan pengeboran tanah.

2. Proses Pengeboran

Setelah semua alat siap, tahap berikutnya adalah pengeboran. Kedalaman pengeboran akan disesuaikan dengan kebutuhan struktur bangunan. Proses ini dilakukan dengan cara menekan dan memutar mata bor ke dalam tanah secara bertahap. 

Bila kedalaman yang diinginkan telah tercapai, tanah yang menempel di alat akan dikeluarkan.

3. Pemasangan Besi Tulangan

Pada tahap ini, pekerja akan menyiapkan rangka besi berbentuk spiral yang ukurannya menyesuaikan diameter pondasi. 

Besi yang telah dipotong akan dirangkai menjadi satu kesatuan yang berfungsi sebagai kerangka tulangan utama untuk memperkuat pondasi.

4. Proses Pengecoran

Langkah terakhir dalam metode ini adalah pengecoran. Dalam tahap ini, campuran beton akan dituangkan ke dalam lubang pondasi yang telah dipersiapkan. 

Proses penuangan bisa dilakukan secara manual maupun dengan bantuan alat seperti mesin paver beton, tergantung pada kebutuhan di lapangan.

Perhitungan Pondasi Strauss Pile

Setiap bangunan memiliki kebutuhan yang berbeda, baik dari sisi rancangan arsitektur, anggaran biaya, maupun pemilihan jenis pondasi seperti tiang jenis ini. 

Oleh sebab itu, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan agar perhitungan dalam pengerjaan pondasi jenis ini berjalan akurat sesuai kebutuhan proyek:

Kondisi tanah

Faktor ini sangat mempengaruhi jumlah tenaga kerja dan alat bantu manual yang diperlukan. 

Semakin keras karakteristik tanah di lokasi pembangunan, maka semakin besar pula tenaga dan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pengeboran secara manual.

Ukuran diameter lubang

Perlu ditentukan dengan jelas seberapa besar diameter lubang yang akan diisi oleh campuran beton. Hal ini berkaitan langsung dengan kekuatan struktur pondasi yang akan menopang bangunan.

Kedalaman lubang cor

Penentuan seberapa dalam lubang harus dibuat juga harus disesuaikan dengan kebutuhan struktur bangunan dan hasil pengujian kondisi tanah, karena kedalaman ini akan mempengaruhi stabilitas serta daya dukung pondasi yang dihasilkan.

Harga Pondasi Strauss Pile

Dari segi biaya, jenis pondasi ini tergolong ekonomis dan tidak terlalu membebani anggaran. 

Umumnya, pekerja konstruksi menetapkan tarif per meter berdasarkan beberapa faktor, seperti seberapa dalam pengeboran dilakukan, besar diameter lubang yang dibor, dan jumlah titik pondasi yang dikerjakan dalam satu proyek.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, teknik ini dilakukan dengan cara mengebor tanah secara manual hingga mencapai kedalaman tertentu. 

Maka dari itu, elemen utama yang dijadikan dasar perhitungan tarif pengerjaan per meter adalah kedalaman lubang yang berhasil dibuat.

Secara umum, tarif pengerjaan metode ini berkisar antara Rp70.000 hingga Rp80.000 per meter jika sistem kerjanya dilakukan secara borongan. Di bawah ini adalah beberapa komponen utama yang mempengaruhi total biaya pengerjaan pondasi jenis ini:

1. Berdasarkan kedalaman pengeboran

Biasanya, tanah dibor hingga mencapai kedalaman sekitar 6 sampai 10 meter. Untuk kedalaman 6 meter dengan diameter 20 cm, harga jasa pengeboran biasanya berada di kisaran Rp60.000 sampai Rp65.000 per meter. 

Sedangkan untuk kedalaman sama dengan diameter 40 cm, tarif bisa mencapai sekitar Rp135.000 per meter.

2. Berdasarkan diameter lubang

Faktor berikutnya adalah ukuran diameter dari lubang yang akan diisi beton. Semakin besar ukuran diameter, maka harga pengerjaan juga akan semakin tinggi. 

Umumnya, pengerjaan dilakukan pada lubang dengan diameter 25 cm hingga 40 cm, dan harganya berkisar antara Rp65.000 hingga Rp135.000 per meter.

3. Berdasarkan jumlah titik pondasi

Sebagai contoh, jika suatu proyek membutuhkan 30 titik pondasi dengan kedalaman 6 meter dan diameter 30 cm, dan tarif per meternya Rp75.000, maka total biaya jasa yang dikeluarkan adalah:

30 titik × 6 meter × Rp75.000 = Rp13.500.000

4. Biaya tambahan lainnya

Selain tarif utama berdasarkan kedalaman pengeboran, masih ada biaya tambahan yang harus diperhitungkan. 

Beberapa di antaranya meliputi ongkos transportasi pekerja, biaya untuk perakitan besi tulangan, pengecoran beton, serta pembelian bahan material lainnya yang diperlukan.

Secara keseluruhan, metode pondasi ini adalah pilihan tepat bagi kamu yang ingin mendapatkan hasil kuat dan tahan lama namun dengan anggaran terbatas. 

Meskipun tidak bisa digunakan untuk kedalaman ekstrem, hasil akhirnya tetap kokoh dan tidak mudah retak jika dikerjakan sesuai dengan tahapan yang benar.

Dengan perkembangan dunia konstruksi saat ini, sudah banyak teknik pondasi baru bermunculan, salah satunya adalah metode bored pile. Meski secara tampilan hampir mirip, ada beberapa hal yang membedakan keduanya. 

Jika kamu sedang mencari teknik pondasi yang lebih hemat dari sisi biaya, maka metode ini bisa menjadi solusi ideal. Namun, perlu diingat bahwa waktu pengerjaannya biasanya sedikit lebih lama dibandingkan dengan bored pile.

Meski begitu, dari sisi kekuatan, kedua teknik ini tetap mampu memberikan hasil yang stabil dan minim keretakan asalkan pelaksanaannya dilakukan sesuai prosedur. 

Secara ringkas, jenis pondasi ini sangat mudah diaplikasikan pada proyek bangunan yang tidak terlalu besar. 

Oleh karena itu, sebelum memulai pembangunan, sangat penting untuk merencanakan jenis pondasi apa yang akan digunakan agar sesuai dengan kondisi lapangan dan kebutuhan proyek.

Sebagai penutup, memahami pengertian pondasi strauss membantu menentukan pilihan terbaik untuk fondasi bangunan yang kuat, efisien, dan sesuai dengan kondisi lahan proyek.

Terkini