JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengambil langkah cepat merespons keresahan masyarakat terkait dugaan kualitas bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite yang disebut menyebabkan sepeda motor brebet di sejumlah wilayah Jawa Timur.
Pemeriksaan lapangan dilakukan di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Surabaya dan Gresik untuk memastikan keamanan dan kualitas BBM yang beredar.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menyampaikan bahwa pengecekan dilakukan bersama Pertamina Patra Niaga di dua lokasi, yaitu SPBU 54.601.79 Jalan Kayoon, Surabaya, dan SPBU 53.611.01 di Gresik.
“Saya bersama Direktur Utama Pertamina Patra Niaga menjalankan amanah dari Bapak Menteri terkait pelayanan terbaik kepada masyarakat, yakni menindaklanjuti dugaan adanya kandungan air pada BBM,” kata Laode.
Dalam pengecekan tersebut, tim ESDM melakukan uji pasta air untuk mendeteksi kemungkinan adanya campuran air dalam Pertalite. Hasilnya menunjukkan bahwa seluruh sampel tetap berwarna kuning — tanda bahwa tidak ada campuran air di dalam BBM tersebut. Apabila terdapat air, warna uji seharusnya berubah menjadi merah.
Selain itu, tim juga melakukan uji visual untuk melihat kemungkinan adanya kotoran atau kontaminan lain di dalam bahan bakar. Hasil uji memperkuat kesimpulan sebelumnya: tidak ditemukan pengotor atau pencampuran yang dapat menurunkan kualitas BBM.
“Apabila terdapat kandungan air, maka warna uji akan berubah menjadi merah. Sedangkan di lapangan, tidak ada perubahan warna yang berarti BBM bersih dari air,” jelas Laode menegaskan.
Fenomena Motor Brebet dan Laporan Warga di Jawa Timur
Sebelum dilakukan pengecekan resmi, masyarakat di beberapa daerah seperti Tuban, Bojonegoro, dan kawasan Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo, Gresik) melaporkan fenomena motor brebet atau mogok mendadak setelah mengisi Pertalite. Laporan ini sempat viral di media sosial dan menimbulkan kekhawatiran publik mengenai kemungkinan adanya Pertalite oplosan.
Salah satu warga, Arianto Deni (29) asal Sepanjang, Sidoarjo, mengaku motornya sempat mogok tiga kali setelah mengisi Pertalite di SPBU kawasan Medaeng, Sidoarjo.
“Kemarin, sempat mogok selama tiga kali. Pertama itu brebet dua kali malahan di pom yang sama, seberang Rutan Medaeng. Setelah itu jalan ke Surabaya, kejadian brebet lagi di Rolag Karah,” ujarnya.
Menurut Arianto, meski motornya kini sudah bisa digunakan kembali, performanya menurun. Ia mencurigai adanya campuran air pada bahan bakar yang ia gunakan. “Sekarang sudah enggak apa-apa, tapi ngegas percepatan masih berat. Akselerasi sepeda masih belum sesuai kehendak kecepatan kita. Saya sudah lapor juga kok ke Pertamina,” tambahnya.
Hal serupa dialami Marzuki (35), warga Menur, Surabaya. Ia mengatakan motor Vario miliknya mendadak brebet setelah mengisi Pertalite di SPBU kawasan Nginden. “Pagi ini saya isi Pertalite di SPBU kawasan Nginden kok brebet sepeda motor saya,” ujarnya.
Marzuki mengaku sempat memperbaiki motornya di bengkel dan mengganti busi, namun gejala brebet masih muncul. “Sudah beberapa hari ini merasakan tarikan enggak enak. Sudah servis sama ganti busi juga tapi sekarang malah brebet,” katanya. Ia pun mengaku sementara waktu enggan menggunakan Pertalite, dan memilih beralih ke Pertamax. “Mobil saya isi Pertamax. Aman sih sejauh ini, enggak berani isi Pertalite,” imbuhnya.
Pertamina Lakukan Pemeriksaan Laboratorium Lanjutan
Menanggapi laporan masyarakat tersebut, Pertamina Patra Niaga memastikan telah menerima sejumlah aduan terkait dugaan gangguan kendaraan setelah pengisian Pertalite.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menyampaikan bahwa perusahaan terbuka terhadap setiap laporan masyarakat dan tengah melakukan investigasi lebih lanjut.
“Laporan sudah ada yang masuk,” ujarnya.
Pertamina, kata Ahad, akan melakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan terhadap produk Pertalite yang berasal dari Fuel Terminal Tuban, guna memastikan kesesuaian spesifikasi dan menjaga kualitas produk yang beredar di pasaran.
Selain itu, Ahad menegaskan bahwa pasokan BBM ke seluruh SPBU tetap aman dan lancar, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terhadap potensi gangguan distribusi energi.
“Kami mengimbau masyarakat untuk menggunakan BBM secara bijak. Pertamina memastikan seluruh produk yang disalurkan telah melalui proses pengawasan ketat,” katanya.
Ia menambahkan, pengawasan dilakukan mulai dari terminal pengirim hingga lembaga penyalur resmi, sebagai bentuk komitmen Pertamina dalam menghadirkan produk energi yang aman, berkualitas, dan terpercaya bagi masyarakat.
ESDM dan Pertamina Tegaskan Komitmen Pelayanan Publik
Melalui langkah cepat ini, Kementerian ESDM menunjukkan komitmennya dalam menjaga kualitas layanan energi publik. Dengan hasil uji lapangan yang tidak menunjukkan adanya pencampuran air pada Pertalite, masyarakat diharapkan tetap tenang dan melaporkan secara resmi apabila menemukan gejala serupa di wilayah lain.
Baik Kementerian ESDM maupun Pertamina menegaskan bahwa setiap laporan masyarakat akan ditindaklanjuti melalui uji laboratorium terstandar agar hasilnya akurat dan transparan. Pemerintah juga terus melakukan pengawasan rutin terhadap SPBU di seluruh Indonesia untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
Langkah investigasi dan keterbukaan Pertamina dalam menangani isu ini menjadi bukti nyata bahwa pengawasan mutu BBM kini makin ketat, dan setiap keluhan publik ditangani secara profesional. Dengan demikian, kepercayaan masyarakat terhadap produk energi nasional diharapkan tetap terjaga.
 
                    
 
             
                   
                   
                   
                   
                   
                
             
                
             
                                                      
                                                    
                                                      
                                                    
                                                      
                                                   